Kondisi Mahasiswi Yogya yang Disiram Air Keras Mantan Pacar: Komunikasi Terbatas

27 Desember 2024 12:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang membeli air keras di e-commerce.  Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang membeli air keras di e-commerce. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Natasya, mahasiswi Sekolah Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa (APMD) Yogyakarta, korban penyiraman air keras oleh mantan pacarnya, masih dirawat intensif di RSUP Dr Sardjito.
ADVERTISEMENT
"Pasien saat ini dapat berkomunikasi dengan baik walau ada keterbatasan," kata Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan, Jumat (27/12).
Luka bakar yang diderita Natasya kebanyakan di wajah dan tangan.
"Kondisi terakhir bahwa luka lebih banyak di wajah dan tangan," katanya.
Tim medis tengah mengoptimalkan dahulu perawatan akibat luka yang ditimbulkan bahan kimia.
"Kami lakukan perawatan secara khusus di perawatan luka bakar. Mohon doanya agar segera pulih kembali," jelasnya.
RSUP Sardjito. Foto: Shutterstock
Latar Belakang Kasus
Mantan pacar Natasya bernama Belly Villsen (25) merupakan mahasiswa S2 Fakultas Hukum Atma Jaya Yogyakarta (UAJY).
Belly dan Natasya sama-sama berasal dari Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Keduanya menjalin asmara sejak 2021. Namun pada Agustus 2024 mereka putus. Belly tak terima diputus, dan memohon kepada Natasya untuk balikan berkali-kali, tapi Natasya enggan.
ADVERTISEMENT
Gelap mata membuat Belly berbuat nekat. Berbekal akun Facebook, dia membuka lowongan kepada siapa saja yang mau bekerja membantunya menyakiti Natasya.
Di lowongan yang dia bagikan di Facebook, Belly berpura-pura menjadi perempuan bernama Senlung yang rumah tangganya dirusak pelakor. Di situ dia kenal dengan Satim, pemuda serabutan asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Saltim bertindak sebagai eksekutor.
Satim meminta upah Rp 7 juta untuk aksi penyiraman air keras. Belly menyanggupi namun baru membayar Rp 1,6 juta yang dibayar ke Satim untuk operasional.
Belly yang tak ingin identitasnya diketahui Satim, memberikan uang Rp 1,6 juta secara diam-diam dengan meletakkan di suatu tempat.
Segala instruksi kepada Satim dilakukan Belly melalui WhatsApp. Termasuk lokasi Natasya tinggal di kawasan Baciro. Total enam kali sudah Satim menyambangi indekos Natasya dari survei hingga hendak eksekusi. Namun semuanya gagal karena Natasya tak di kos.
ADVERTISEMENT
Malam eksekusi akhirnya tiba pada 24 Desember. Belly memberi tahu Satim bahwa Natasya akan keluar indekos pada pukul 19.00 karena akan ke gereja untuk beribadah.
Satim mendatangi indekos Natasya dan menerabas masuk sambil menyiramkan air keras ke wajah dan badan Natasyah.
"Terkena mukanya dan sekujur tubuh. Kemudian, korban teriak, teriak keras. Akhirnya, pelaku langsung lari," kata Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta Kompol Probo Satrio di kantornya, Kamis (26/12).