Korsel Akan Kirim Tim Pantau Keberadaan Tentara Korut di Perang Ukraina

30 Oktober 2024 16:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan mengambil bagian dalam parade militer untuk memperingati 75 tahun berdirinya tentara Korea Utara, di Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang, Korea Utara. Foto: KCNA/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan mengambil bagian dalam parade militer untuk memperingati 75 tahun berdirinya tentara Korea Utara, di Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang, Korea Utara. Foto: KCNA/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Korea Selatan mempertimbangkan pengiriman tim untuk memantau dan mengobservasi keberadaan pasukan Korea Utara di Ukraina. Pasukan Korut dituding membantu Rusia berperang.
ADVERTISEMENT
Beberapa laporan bahkan mengungkap pasukan Korut ada di garis depan pertempuran di Rusia. Data seorang pejabat Korsel, setidaknya ada 11 ribu tentara Korut di medan perang Ukraina.
Merespons laporan keberadaan tentara Korut, Korsel mengaku sudah merasa perlu untuk memeriksa kehadiran tentara negara tetangganya itu di Ukraina.
Tentara Ukraina mengendarai kendaraan militer berisi tawanan perang Rusia di bak truk, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, dekat perbatasan Rusia di wilayah Sumy, Ukraina, Selasa (13/8/2024). Foto: Viacheslav Ratynskyi/REUTERS
"Menjadi kewajiban kami untuk menganalisis dan memantau aktivitas dari tentara Korut terhadap sekutu kami, Ukraina," ucap seorang pejabat Korsel yang namanya dirahasiakan seperti dikutip dari Reuters.
Laporan tambahan dari Amerika Serikat, pasukan Korut berada di sekitar Kursk wilayah perbatasan Rusia dan Ukraina.
Kursk menjadi salah satu medan tempur penting pada perang yang berjalan lebih dari dua tahun itu. Pasalnya, pada Agustus pasukan Ukraina berhasil menerobos masuk Rusia dari wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Bahkan pasukan Ukraina sempat menguasai daerah di sekitar Kursk seluas beberapa ratus kilometer.
Keberadaan pasukan Korut demi membantu Rusia di Ukraina menjadi kekhawatiran besar bagi Korsel. Sampai sekarang secara teknis Korsel-Korut masih dalam status berperang.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memberikan pidato dalam upacara merayakan Hari Pembebasan Nasional Korea ke-79 di Pusat Seni Pertunjukan Sejong di Seoul, Korea Selatan, Kamis (15/8/2024). Foto: KIM Min-Hee / POOL / AFP
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol mengakui keberadaan pasukan Korut di Ukraina lebih cepat dari yang diduga.
Yoon menegaskan, tindakan Korut menciptakan situasi berbahaya bagi dunia.
Pejabat kepresidenan Korsel mengkhawatirkan Rusia akan memberikan imbalan berupa teknologi militer dan sipil bagi Korut. Saat ini Korut sedang mengembangkan satelit mata-mata dan peningkatan kemampuan rudal balistik antarbenua.