Korut Ledakkan Jalur Kereta dan Jalan Penghubung, Sebut Korsel ‘Negara Musuh’

17 Oktober 2024 11:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah bagian dari jalur jalan dan rel kereta api dengan Korea Selatan diledakkan untuk menutup jalur tersebut di sebuah lokasi yang dirahasiakan di sepanjang daerah perbatasan selatan Korea Utara, pada tanggal 15 Oktober 2024. Foto: KCNA via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah bagian dari jalur jalan dan rel kereta api dengan Korea Selatan diledakkan untuk menutup jalur tersebut di sebuah lokasi yang dirahasiakan di sepanjang daerah perbatasan selatan Korea Utara, pada tanggal 15 Oktober 2024. Foto: KCNA via REUTERS
ADVERTISEMENT
Korea Utara meledakkan beberapa bagian jalan dan rel kereta api yang menghubungkan negaranya dengan Korea Selatan. Korut menganggap sikap itu sebagai respons atas “provokasi politik dan militer” dari tetangga selatannya.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan media pemerintah Pyongyang pada Kamis (16/10), aksi dilakukan di sepanjang perbatasan timur dan barat kedua negara, dengan panjang sekitar 60 meter.
Langkah ini merupakan bagian dari pemutusan hubungan secara bertahap yang dilakukan Korea Utara terhadap Korea Selatan.
Menurut pernyataan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), tindakan itu sesuai dengan Konstitusi Korut yang kini secara resmi melabeli Korea Selatan sebagai “negara musuh.”
“Ini adalah tindakan sah yang tidak dapat dihindari mengingat kondisi keamanan yang serius dan meningkatnya risiko perang yang tidak terprediksi,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Ia juga mengatakan negaranya akan memperkuat perbatasan secara permanen.
Kawasan Kaepong, Korut dilihat dari Odusan, Korea Selatan, Selasa (15/10) Foto: Jung Yeon-je/AFP
Pergeseran ini terjadi setelah Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara mengamandemen konstitusi untuk menegaskan penyatuan dengan Korea Selatan tak lagi mungkin, dan mempertegas permusuhan di antara kedua negara.
ADVERTISEMENT
Ketegangan antara Korea Utara dan Selatan terus meningkat, terutama usai dibatalkannya perjanjian militer pada 2018 untuk mengurangi konflik di perbatasan.
Korea Utara juga mengancam akan membalas Korea Selatan setelah menuduhnya menggunakan pesawat nirawak untuk menyebarkan propaganda di atas Pyongyang.