Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kalinya Korea Utara merilis foto mesin sentrifus yang digunakan untuk memproduksi bahan bakar bom nuklir. Foto ini menunjukkan pemimpin Kim Jong-un yang tengah mengunjungi fasilitas pengayaan uranium dan memerintahkan peningkatan produksi bahan nuklir untuk memperkuat persenjataan negara itu.
ADVERTISEMENT
Laporan media pemerintah menunjukkan Kim berkunjung ke Institut Senjata Nuklir dan fasilitas produksi bahan nuklir, ditemani oleh foto-foto yang menampilkan deretan panjang sentrifus logam, mesin yang memperkaya uranium.
Ini adalah tampilan langka dari program nuklir Korea Utara yang dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Namun tidak dijelaskan kapan dan di mana lokasi fasilitas tersebut.
Kim meminta para pekerja untuk memproduksi lebih banyak bahan untuk senjata nuklir taktis, dengan alasan bahwa persenjataan nuklir sangat penting untuk menghadapi ancaman dari Amerika Serikat dan sekutunya.
“Senjata ini diperlukan untuk pertahanan diri dan kemampuan serangan pendahuluan,” kata Kim, seperti dikutip dari Reuters.
Analis menyatakan Korea Utara memiliki beberapa lokasi pengayaan uranium. Citra satelit terbaru menunjukkan pembangunan di Pusat Penelitian Ilmiah Nuklir Yongbyon, termasuk pabrik pembuat uranium yang kemungkinan mengalami perluasan.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Tenaga Atom Internasional Rafael Grossi juga mengkonfirmasi adanya aktivitas yang konsisten dengan pengoperasian reaktor dan fasilitas pengayaan sentrifus di Yongbyon.
Kim Jong-un menekankan perlunya meningkatkan jumlah sentrifus dan memperluas penggunaan model baru untuk memperkuat produksi bahan nuklir bermutu senjata.
Selain mengunjungi fasilitas nuklir, Kim juga mengawasi peluncuran uji coba sistem roket peluncur ganda 600mm baru dan mengunjungi pangkalan pelatihan militer. Korea Utara terus mengecam latihan militer bersama Amerika Serikat dan sekutunya, menyebut mereka sebagai "organisasi perang."
Jerman bergabung dengan komando tersebut bulan Agustus lalu, menjadi negara ke-18 untuk membantu mengawasi perbatasan yang dijaga ketat oleh Korea Utara. Mereka juga telah berkomitmen untuk membela Korea Selatan jika terjadi perang.
ADVERTISEMENT