Krisis Pangan Gaza Memuncak, Ribuan Warga Berjuang demi Sebungkus Roti

28 Oktober 2024 19:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Palestina antre untuk membeli roti di toko roti di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Senin (28/10/2024). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina antre untuk membeli roti di toko roti di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Senin (28/10/2024). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kondisi Gaza kian memprihatinkan. Pemandangan memilukan menyelimuti kota Khan Younis pada Rabu (23/10). Ribuan warga berkumpul di luar Qala Bakery, satu-satunya toko roti yang masih beroperasi di tengah krisis pangan wilayah konflik.
ADVERTISEMENT
Di bawah terik matahari, mereka berdesak-desakan, berharap bisa mendapatkan sepotong roti untuk dibawa pulang.
Rekaman dan foto yang beredar di media sosial memperlihatkan betapa tragisnya situasi ini.
“Kami datang ke sini untuk membeli roti untuk di rumah,” ujar seorang bocah berusia 10 tahun, Ibrahim, kepada NBC News.
Dengan keluarga besar beranggotakan 11 orang, mereka telah berhari-hari tanpa makanan yang cukup.
Di sekitarnya, anak-anak menangis, wanita berteriak, dan pria-pria dewasa berusaha keras mengantre di tengah kekacauan.
Warga antre membeli roti saat konflik Israel dan Hamas berlangsung di Khan Younis, Gaza, Rabu (23/10/2024). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
Banyak dari mereka pulang dengan tangan hampa, meski sudah menunggu selama berjam-jam. Beberapa warga bahkan terpaksa menggunakan tepung yang terkontaminasi cacing untuk membuat roti di rumah.
“Karena kelaparan, roti menjadi langka,” ungkap seorang gadis kecil seperti dikutip dari NBC News.
ADVERTISEMENT
Hingga pekan lalu, organisasi-organisasi internasional telah memperingatkan bahwa krisis pangan yang dialami warga Gaza semakin mendekati titik kritis.
Warga Palestina antre untuk membeli roti di toko roti di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Senin (28/10/2024). Foto: Mohammed Salem/REUTERS

Harga Makanan Melonjak, Arus Barang Terhenti

Krisis pangan ini diperparah oleh melonjaknya harga bahan pokok, yang kini tak lagi terjangkau oleh sebagian besar warga Palestina.
Pembatasan Israel terhadap barang-barang yang masuk ke Gaza membuat arus barang berada di titik terendah sejak perang dimulai.
Analisis Reuters menunjukkan penutupan penyeberangan dan pengurangan pasokan tepung telah menurunkan produksi roti di Gaza Selatan hingga 50 persen.

Ketahanan Pangan Gaza di Ambang Kehancuran

Warga Palestina antre untuk membeli roti di toko roti di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Senin (28/10/2024). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
Sebelum perang, Gaza dihuni oleh 2,3 juta jiwa. Kini, sekitar 96 persen dari populasi tersebut menghadapi krisis ketahanan pangan yang sangat akut.
Data terbaru menunjukkan 2,15 juta warga mengalami kelaparan tingkat kritis, dengan 22 persen atau sekitar 495 ribu orang berada di ambang kelaparan parah.
ADVERTISEMENT
Situasi ini semakin memperburuk kondisi anak-anak di Gaza. Laporan UNICEF pada Juni 2024 mencatat 3.000 anak-anak menderita malnutrisi parah, dengan risiko kehilangan nyawa jika bantuan kemanusiaan tidak segera tiba.