Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Krisis Sumber Daya Landa Puerto Riko Pasca Badai Maria
28 September 2017 7:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Puerto Riko tengah berjuang dengan kekurangan pasokan bahan bakar, air dan obat-obatan setelah kehancuran akibat Badai Maria. Hal ini mendesak pemerintah Trump untuk mencabut larangan kapal asing untuk mengirimkan pasokan dari daratan AS.
ADVERTISEMENT
Gubernur pulau tersebut mendorong pemerintah federal untuk sementara membebaskan Jones Act, yakni sebuah UU yang mewajibkan semua barang dikirim antara pelabuhan AS dibawa dan dioperasikan oleh kapal milik AS. Presiden AS, Donald Trump, sejauh ini belum mengabulkan permintaannya.
"Kami memikirkan hal itu," kata Trump kepada wartawan saat ditanya tentang pencabutan pembatasan Jones Act. "Tapi kami punya banyak pengirim barang dan .... banyak orang yang bekerja di industri perkapalan yang tidak ingin Jones Act terangkat, dan sekarang ada banyak kapal di luar sana," kata Trump.
Sekitar 3,9 juta penduduk mengantre persediaan gas dan diesel yang digunakan untuk menjalankan generator listrik di Pulau Karibia. Setelah diterjang Badai Maria sepekan yang lalu, aliran listrik di pulau tersebut masih lumpuh. Begitupun dengan pasokan air bersih.
ADVERTISEMENT
Puerto Riko mendapatkan sebagian besar bahan bakarnya dengan kapal dari Amerika Serikat, namun salah satu dari dua pelabuhan utamanya ditutup dan yang lainnya beroperasi hanya pada siang hari.
"Kami mengharapkan mereka mengesampingkannya (Jones Ack)," kata Gubernur Ricardo Rossello kepada CNN, sambil menambahkan bahwa anggota Kongres dari kedua belah pihak telah mendukung pengabaian aturan tersebut karena kondisi darurat.
Pemerintah AS telah mengeluarkan pencekalan Jones Act secara berkala menyusul badai yang parah di masa lalu, untuk mengizinkan penggunaan kapal berbendera asing yang lebih murah atau yang lebih tersedia.
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, yang menghapuskan UU tersebut setelah Badai Irma dan Harvey melanda Texas pada bulan Agustus lalu. Pihaknya sedang mempertimbangkan sebuah permintaan dari anggota kongres untuk pengabaian, namun belum menerima permintaan resmi dari pengirim barang atau cabang lainnya dari pemerintah federal.
ADVERTISEMENT
Gregory Moore, juru bicara Customs and Border Protection, sebuah kantor dari Homeland Security, dalam pernyataannya, Selasa (26/9) mengatakan penilaian agen menunjukkan bahwa ada "kapasitas yang cukup" dari kapal berbendera AS untuk memindahkan komoditas ke Puerto Riko.
"Keterbatasannya adalah kapasitas pelabuhan untuk offload dan transit, bukan ketersediaan kapal," katanya.
Badai Maria yang disebut sebagai badai terkuat yang pernah melanda Puerto Riko selama hampir 90 tahun, menyebabkan banjir dan kerusakan infrastruktur. Warga berebut mencari air bersih, sehingga para ahli khawatir akan krisis kesehatan publik yang ditimbulkan oleh sistem air yang rusak akibat badai.
Selasa lalu, ratusan orang memadati sebuah kapal tanker air pemerintah di kota Canovanas di timur laut, sekitar 15 mil (25 km) di sebelah timur ibu kota San Juan, dengan wadah berisi setiap ukuran dan bentuk setelah menunggu beberapa hari telah berlalu.
"Saya tahu ada lebih banyak bantuan," kata Juan Cruz sambil mengisi sebuah wadah. Warga di sana mengatakan itu adalah truk pertama yang mengunjungi lingkungan mereka sejak badai tersebut terjadi.
ADVERTISEMENT
"Kita bisa menggunakan lebih banyak bantuan," kata Cruz. "Kami warga AS, kita seharusnya diperlakukan sama," kata dia.
Beberapa warga juga mengantre selama berjam-jam bensin dan solar untuk mengisi tangki mobil dan generator tenaga mereka untuk menerangi rumah mereka.
Kolonel Angkatan Udara AS, Michael Valle, yang bertugas dalam misi kemanusiaan di San Juan, mengatakan, bahwa dia sangat memperhatikan "tingkat keputusasaan" yang dapat terjadi jika distribusi bahan bakar tidak kembali normal dalam beberapa minggu.
Penduduk San Juan, Joselyn Velasquez, mengatakan, bahwa dia pikir bantuan terlalu lambat untuk tiba.
"Mereka bilang bantuan itu berasal dari Amerika Serikat, tapi sampai saat ini saya belum menerima bantuan apa-apa. Tak ada yang mengetuk pintu rumah dan memberikan makanan," kata dia.
ADVERTISEMENT
Badan Manajemen Darurat Federal AS mengatakan, sejak Rabu (27/9), mereka telah mengirimkan lebih dari 4,4 juta makanan dan 6,5 juta liter air ke Puerto Riko, Karibia dan Kepulauan Virgin.
Di Washington, para pemimpin republik yang mengendalikan kongres mengatakan bahwa mereka siap untuk meningkatkan dana bantuan bencana, namun menunggu permintaan rinci dari administrasi pemerintahan yang dipimpin Trump.
Sementara itu, pemerintah masih memiliki bantuan senilai 5 miliar Dolar AS melalui dana bantuan bencana, dan kongres juga menyetujui sekitar 7 miliar Dolar AS lebih yang akan tersedia pada 1 Oktober.