Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kronologi Siswi SD di Gresik Buta Akibat Dicolok Tusuk Bakso oleh Kakak Kelas
20 September 2023 19:50 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
SAH (8 tahun) siswi SD di Gresik mengalami buta di mata kanan akibat dicolok tusuk bakso oleh kakak kelasnya. SAH dicolok kakak kelas yang tidak ia kenal karena menolak saat dimintai uang alias dipalak.
ADVERTISEMENT
Kejadian tersebut menimpa SAH pada 7 Agustus 2023. Keluarganya lalu melaporkan kasus ini pada 28 Agustus 2023, lantaran resah tak kunjung jelas, dan ditemukan pelakunya.
"Benar ada laporan kejadian siswi buta akibat dicolok, kami masih selidiki kasusnya sembari kumpulkan bukti terkait," terang Kasat Reskrim Polres Gresik, AKP Aldino Prima Wirdan.
Hingga saat ini, proses penyidikan kasus SAH yang buta tersebut masih berlanjut, serta masih dilanjutkan proses pemulihan kondisi si korban.
Berikut kumparan rangkum kronologi siswi SD Negeri 236 Randupadangan, Menganti, Gresik, yang buta dicolok tusuk bakso kakak kelas tak dikenal:
7 Agustus 2023
Mata kanan SAH (8) dicolok kakak kelas di lorong sekolah. Peristiwa itu terjadi bersamaan dengan kegiatan semarak lomba di halaman sekolah untuk memperingati HUT ke-78 RI.
ADVERTISEMENT
"Mengadu pulang dengan menangis, matanya sakit, dikatakan habis dicolok kakak kelas tak dikenal," kata Samsul Arif selaku ayah korban.
Masih di tanggal yang sama, Samsul akhirnya mengantarkan SAH untuk diperiksa ke rumah sakit, ada 3 rumah sakit yang didatangi kala itu.
RS Cahaya Giri Gresik, RSMM Surabaya, RSUD Dr Soetomo. Semua rumah sakit itu, didatangi secara bertahap oleh keluarga korban SAH (8 tahun).
Dari Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdan mengatakan hasil pemeriksaan dokter, mata kanan korban mengalami kerusakan.
"Korban tak bisa menggambarkan objek yang diindera dengan sebutan Traumatic Cinematic Sindrom lantas disarankan ke RSMM. Dengan akhirnya dirujuk ke RS Dr. Soetomo, menjalani MRI" kata Aldhino.
"Karena kerusakan mata ada di dalam, RS MM Surabaya mengarahkan keluarga korban untuk dilakukan proses MRI ke Dr Soetomo, lantaran keterbatasan alat medis," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, keluarga menerima jadwal proses MRI RSUD Dr. Soetomo.
8 Agustus 2023
Keluarga SAH cemas mengetahui kondisi SAH yang tidak bisa melihat objek dari mata kanan. Lantas mendesak pihak sekolah bertanggung jawab dan ingin melihat CCTV,di hari kejadian.
Dari desakan tersebut sekolah berbelit enggan menunjukkan rekaman CCTV sejak tanggal 8 Agustus hingga 18 Agustus.
9-17 Agustus 2023
Keluarga dengan pihak sekolah terus berdebat atas larangan diperlihatkannya rekaman CCTV yang tidak kunjung dikasih pihak sekolah.
"Sekolah berbelit, kepala sekolah mengatakan tidak bisa memberikan rekaman CCTV, katanya, itu adalah kewenangan sekolah," kata Samsul.
Atas perseteruan tersebut, Samsul lalu meminta pendampingan Bhabinkamtibmas, dan Polsek Menganti.
18 Agustus 2023
Polsek Menganti, Bhabinkamtibmas, akhirnya menjembatani pihak sekolah dengan keluarga korban.
ADVERTISEMENT
Namun, di tanggal yang sama, sekolah belum siap menunjukkan rekaman CCTV karena teknisi CCTV di sekolah saat itu sedang tidak ada, sehingga harus diundur berapa hari ke depan.
"Ketika ini akan dilihat bersama, pihak sekolah mengatakan bahwa teknisi dari CCTV sekolah sedang tidak ada," kata Aldhino.
"Sehingga CCTV diperlihatkan di kemudian hari pada tanggal 2 September 2023," imbuhnya.
28 Agustus 2023
Merasa tertekan melihat kondisi SAH dan juga sekolah terkesan tertutup, akhirnya ayah korban melaporkan kejadian tersebut ke Polres Gresik.
"Pada waktu itu merasa diberi harapan palsu oleh sekolah, sekolah terkesan tertutup, untuk itu saya lapor polres," jelas Samsul.
2 September 2023
Sekolah akhirnya menunjukkan rekaman CCTV. Namun CCTV yang ditujukan sekolah ini bukan rekaman di tanggal kejadian, 7 Agustus 2023.
ADVERTISEMENT
Rekaman CCTV pada akhirnya disaksikan oleh pihak sekolah, polsek, dan keluarga korban di salah satu ruangan di Mako Polsek Menganti.
"Rekaman yang ditunjukkan sekolah tidak ada menampilkan rekaman CCTV di hari kejadian. Malah ditampilkan rekaman pada bulan Mei," papar Aldhino.
16 September 2023
Dilakukan reka adegan sementara oleh Polres Gresik di tempat kejadan perkara, di sebuah lorong di samping ruang kepala sekolah.
Kepala Sekolah, Umi Latifah enggan meberikan jawaban terkait insiden yang terjadi di sekolah menimpa SAH.
"Sorry, sorry, saya punya hak untuk tidak menjawab" kata Umi dihadapkan awak media.
Disdik Gresik mendatangi sekolah dan meminta agar sekolah membantu proses penyelidikan. Bila sekolah terbukti lalai, maka sepala sekolah bisa terancam dicopot dari jabatan.
ADVERTISEMENT
18 September 2023
Polisi membentuk timsus untuk menguak kasus tersebut. Empat orang saksi termasuk dokter ahli diperiksa.
Selain memeriksa saksi, polisi turut menyita 1 DVR (digital video recorder) rekaman CCTV di sekolah yang terhapus, akibat kapasitas penyimpanan DVR yang terbatas.
"Ada kemungkinan ini disebabkan oleh sistem pengaturan DVR. Yang mana hanya menampung rekaman selama 12 hari," terang Kasat Reskrim.
Sementara DVR tersebut masih dalam proses pemeriksaan laboratorium forensik Mapolda Jatim.
19 September 2023
SAH dan keluarga dijenguk oleh Kapolres Gresik dan Bupati. SAH mendapatkan pendampingan psikologis, pengobatan gratis dibiayai APBD, dan akan dipindahkan ke sekolah baru.
Di tanggal yang sama, saksi yang diperiksa bertambah menjadi 12 orang. Siswa di SDN 236 yang berjumlah 156 orang juga diperiksa Timsus.
ADVERTISEMENT
20 September 2023
SAH menjalani proses pemeriksaan MRI di RS PHC Surabaya, didampingi keluarga dan pihak kuasa hukum korban.
Kuasa hukum korban menyebut pelaku diduga siswa kelas 6.
"Tadi kita ketemu dengan ibu korban, ada yang tahu pelakunya, tapi ada yang mengintimidasi. Saya nanti minta, dan silaturahmi ke Kapolres, Kasat orang ini katanya sudah diperiksa tetapi belum dikasih tahu anak kelas 6," terang Abdul Malik di RS PHC.
Polres Gresik dan Bupati Gresik berencana menggelar konferensi pers kasus tersebut pada Kamis (20/9).
Kasat Reskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdan mengatakan, kepolisian akan kembali memeriksa Kepala Sekolah SDN 236 Randupadangan, Umi Latifah, terkait CCTV.
"Hari ini (Rabu), kami timsus akan melakukan pemeriksaan tambahan kepada kepala sekolah, terkait molornya pemberian di CCTV," pungkasnya.
ADVERTISEMENT