KSAL: Pasukan Elite TNI AL, Denjaka, Siap Perkuat Komando Gabungan

25 Mei 2018 20:15 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelantikan KSAL Laksamana Siwi Sukna Adji. (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Pelantikan KSAL Laksamana Siwi Sukna Adji. (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Pemerintah berencana membangkitkan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) yang berasal dari prajurit elite TNI untuk menangani terorisme. Untuk Angkatan Laut, KSAL Laksamana TNI Siwi Sukma Adji menegaskan pasukan elite TNI AL, Detasemen Jalamangkara (Denjaka), akan siap jika memang diperintahkan.
ADVERTISEMENT
"Kesiapan TNI AL sebelum adanya Komando Operasi Khusus Gabungan sudah siap. Prajurit elite kita sudah siap, tinggal perintah Panglima TNI langsung saja," kata Siwi di sela-sela Pembacaan Memorandum Sertijab KSAL dari Laksamana Ade Supandi di atas KRI-591 Surabaya yang bersandar di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (25/5) seperti dikutip dari Antara.
Panglima TNI mengikuti simulasi tempur Denjaka (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI mengikuti simulasi tempur Denjaka (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Koopssusgab merupakan gabungan pasukan elite dari tiga matra TNI, yakni Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Detasemen Bravo 90 (Kopaskhas) TNI AU. Satuan elite tersebut dibentuk pada awal 2015 oleh Jenderal (Purn) Moeldoko ketika menjabat Panglima TNI.
Menurut Siwi, pasukan elite dari tiga matra yang disiapkan berjumlah 90 orang. Mereka yang dipilih itu memiliki keahlian khusus dalam hal penanganan aksi terorisme. Namun, pasukan tersebut hanya bisa diturunkan apabila sudah ada keputusan politik, seperti Perpres dari Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) (Foto: Instagram @denjaka_tnial)
zoom-in-whitePerbesar
Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) (Foto: Instagram @denjaka_tnial)
"Kalau itu ada perintah, ya kita laksanakan. Misalnya, operasi di Marawi (Filipina) yang langsung digelar dan sampai sekarang masih berlangsung antara tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Filipina," ujarnya.
Selain itu, pelibatan pasukan elite untuk menangani terorisme pun tidak perlu mengubah doktrin militer. Terkait UU Antiterorisme yang baru disetujui oleh DPR, Siwi menyambut baik dan pasukannya siap dikerahkan untuk membantu kepolisian mengatasi terorisme.