Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kurang Makanan & Air, 60 Pasien Luka di RS Indonesia di Gaza Terancam Meninggal
12 Desember 2024 10:04 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza utara yang beberapa kali dibombardir Israel, saat ini hanya bisa beroperasi secara terbatas. Pihak RS mengaku mengalami kesulitan pasokan penting.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan, 60 pasien luka di RS Indonesia terancam meninggal dunia akibat kekurangan pasokan makanan dan air.
Dalam pernyataan pers seperti dikutip dari Pusat Informasi Palestina pada Kamis (12/12), Kemenkes menyatakan bahwa situasi kemanusiaan di RS Indonesia telah menjadi sangat kritis karena para korban luka kekurangan kebutuhan dasar.
Hal ini memperburuk penderitaan mereka di tengah kondisi sulit yang diberlakukan oleh penjajah Israel.
Kemenkes mengimbau semua pihak terkait dan organisasi kemanusiaan untuk segera turun tangan memberikan bantuan yang diperlukan guna menyelamatkan nyawa para pasien ini, yang bergantung pada dukungan eksternal untuk bertahan hidup.
“Krisis ini terjadi pada saat Gaza utara menderita kondisi yang tragis, yang membutuhkan tindakan segera dari masyarakat internasional untuk memberikan dukungan dan bantuan yang diperlukan serta memenuhi tanggung jawabnya,” ungkap Kemenkes.
Selama 431 hari berturut-turut, pasukan pendudukan Israel terus melakukan tindakan genosida di Gaza, melancarkan puluhan serangan udara dan penembakan artileri, sembari melakukan pembantaian terhadap warga sipil dan keluarga di tengah situasi kemanusiaan yang mengerikan.
ADVERTISEMENT
RS Indonesia dibangun atas inisiasi MER-C dan donasi rakyat Indonesia. RS lima lantai mulai dibangun tahun 2011 dan diresmikan 2016 oleh Wapres Jusuf Kalla. RS Indonesia merupakan RS yang memiliki peralatan medis terlengkap di Gaza utara.
Sejak perang Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, RS Indonesia berulang kali menjadi target Israel sehingga mengalami kerusakan yang signifikan.