Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Lagi, Kim Jong-un Periksa Pangkalan Rudal dan Senjata Balistik Korea Utara
23 Oktober 2024 11:09 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un , kembali melakukan inspeksi ke pangkalan rudal strategis negara itu, menurut laporan media pemerintah pada Rabu (21/10).
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan tersebut, Kim terlihat meninjau kendaraan peluncur rudal balistik antarbenua terbesar Korea Utara, Hwasong-18, yang dikenal memiliki kemampuan jarak jauh dan berbahan bakar padat.
Inspeksi ini berlangsung hanya beberapa hari setelah laporan dari badan intelijen Korea Selatan yang menyebut Korut telah mengirimkan pasukan berskala besar ke Rusia untuk mendukung perang melawan Ukraina.
Langkah ini semakin memperkuat aliansi militer antara Pyongyang dan Moskow, yang dianggap kontroversial oleh banyak pihak.
Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Kim menekankan pentingnya menjaga kesiapan strategis negara demi keamanan nasional. Ia juga memuji pasukan rudal Korut atas peran penting mereka dalam menjaga pencegahan perang.
Kim memeriksa beberapa senjata canggih lainnya, termasuk rudal hipersonik yang memiliki keunggulan dalam kecepatan dan jalur penerbangan yang sulit dideteksi.
ADVERTISEMENT
“Kami menghadapi ancaman keamanan yang semakin meningkat dari kekuatan nuklir AS,” ujar Kim seperti dikutip KCNA.
Oleh karena itu, Korut akan terus meningkatkan kapasitas pencegahan dan memperkuat basis rudal strategis untuk mengantisipasi segala kemungkinan.
Kim Jong-un ditemani saudara perempuannya, Kim Yo-jong, dan sejumlah pejabat militer senior dalam kunjungan tersebut.
Sementara itu, laporan dari Korea Selatan menunjukkan bukti satelit yang memperlihatkan sekitar 1.500 tentara elite Korea Utara berlatih di Rusia, yang diduga akan segera dikerahkan ke garis depan di Ukraina.
Namun, klaim ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh AS maupun NATO, dan baik Pyongyang maupun Moskow membantah keterlibatan tersebut.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga menyatakan dua brigade Korut—masing-masing terdiri hingga 6.000 personel—sedang menjalani pelatihan militer di Rusia.
ADVERTISEMENT