Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Lagi, WN China Diduga Jadi Mata-Mata CIA: Dirayu AS saat Urus Visa di Jepang
21 Agustus 2023 11:21 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 28 Agustus 2023 13:24 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Laporan ini muncul kurang dari minggu setelah Partai Komunis China mengumumkan penangkapan warganya yang juga diduga bekerja untuk CIA dan memberikan informasi militer sensitif atas imbalan uang.
Dikutip dari Reuters, Kementerian Keamanan Negara China pada Senin (21/8) mengkonfirmasi kasus terbaru tersebut. Dikatakan bahwa tersangka ditawarkan bekerja untuk CIA saat dirinya sedang berada di Jepang.
"Warga negara China berusia 39 tahun, bermarga Hao, adalah seorang kader di sebuah kementerian dan telah pergi ke Jepang untuk belajar, yang kemudian menjadi tempat perekrutan mata-mata," bunyi pernyataan Kementerian Keamanan Negara.
Dirayu oleh Pejabat Kedutaan AS
Pihaknya menjelaskan, Hao telah berkenalan dengan seorang pejabat Kedutaan Besar AS di Tokyo yang disebut bernama 'Ted'. Kala itu, Hao sedang mengurus pengajuan visa.
ADVERTISEMENT
"Ted mengajak Hao makan malam, memberikan hadiah, dan meminta bantuan Hao untuk menulis sebuah makalah yang dijanjikan akan dibiayai oleh Ted," sambung mereka.
Lebih lanjut, dari kedekatan itu Ted memperkenalkan Hao dengan koleganya yang bernama Li Jun sebelum masa tugas dia di Kedutaan Besar AS di Tokyo berakhir. Sejak itulah, hubungan kerja sama antara Li dan Hao terjalin.
Sebelum Hao menyelesaikan studinya di Jepang, Li mengaku bekerja sebagai agen CIA yang berbasis di Tokyo. "Li menghasut Hao untuk memberontak, menyuruh Hao untuk kembali ke China untuk bekerja di sebuah unit inti dan kritis," jelas Kementerian Keamanan China.
Dikatakan bahwa Hao termakan omongan Li hingga akhirnya menandatangani perjanjian kerja sama spionase, lalu menerima penilaian dan pelatihan dari AS.
ADVERTISEMENT
"Hao bekerja di sebuah departemen nasional sepulangnya dari Jepang — sesuai dengan persyaratan CIA, dan memberikan informasi intelijen kepada CIA sambil menerima gaji dari Amerika Serikat," tutup pernyataan Kementerian Keamanan China.
Adapun ini adalah kasus kedua di bulan Agustus terkait WN China yang membelot dan bekerja sama dengan CIA. Secara keseluruhan, dua kasus tersebut memiliki pola yang sama: melalui perkenalan dengan pejabat di Kedutaan Besar AS.
Beberapa pekan lalu, laporan media China CCTV pada Jumat (11/8) menyebut seorang WN China bernama 'Zeng' telah ditawarkan bekerja untuk CIA saat sedang berada di Italia.
Zeng kala itu bekerja di sebuah perusahaan industri militer, lalu diberangkatkan ke Italia untuk menempuh pelatihan. Di Italia, Zeng dilaporkan berkenalan dengan seorang pejabat dari Kedutaan Besar AS.
ADVERTISEMENT
Kemudian Zeng ditawarkan imbalan berupa uang serta kemudahan imigrasi ke AS, dari informasi-informasi militer sensitif yang diberikan.
"Zeng diketahui telah menandatangani perjanjian spionase dengan AS dan menerima pelatihan sebelum kembali ke China untuk melakukan kegiatan spionase," bunyi laporan CCTV.