Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Asteroid merupakan benda langit yang ukurannya lebih kecil dari planet tetapi lebih besar dari meteorit. Dalam sistem tata surya, ada jutaan asteroid yang menggerombol hingga membentuk sabuk raksasa.
Kepala LAPAN, Thomas Djamaludin, mengatakan fenomena suara ledakan yang terjadi di Buleleng memiliki kemiripan dengan dentuman yang terjadi di Bone pada 8 Oktober 2009.
"Pada 8 Oktober 2009 warga Bone mendengar ledakan disertai getaran kaca-kaca rumah mereka. Warga juga melihat jejak asap di langit," ujar Thomas kepada kumparan, Minggu (24/1) malam.
LAPAN menduga fenomena itu disebabkan oleh meteor besar. Dugaan itu mendapatkan bukti dari peneliti NASA yang menggunakan data infrasound.
"Data infrasound mengindikasikan adanya asteroid jatuh yang diperkirakan berdiameter 10 meter. Belakangan diketahui juga seismograf BMKG terdekat merekam getaran 1,9 Magnitudo," papar Thomas.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk fenomena di Buleleng, Bali, lanjut Thomas, sejumlah warga sempat melihat benda bercahaya yang jatuh dari langit. Benda tersebut jatuh di laut. Selain itu, seismograf BMKG juga mencatat anomali dengan getaran 1,1 Magnitudo.
"Bila dibandingkan dengan kejadian di Bone, ada kemiripan sehingga diduga ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya asteroid besar yang jatuh," tegas Thomas.
Ia menambahkan, asteroid itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan. Diduga asteroid tersebut berukuran beberapa meter lebih kecil daripada asteroid yang terjadi di Bone.