Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ledakan di Dekat Makam Soleimani Tewaskan 103 Orang, Iran Menuntut Balas
4 Januari 2024 13:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sebanyak 103 orang tewas dan 141 lainnya luka-luka usai dua ledakan menghantam kota Kerman di Iran Tenggara, saat masyarakat tengah berziarah memperingati empat tahun meninggalnya Jenderal Qassem Soleimani.
ADVERTISEMENT
Jenderal Qassem Soleimani dibunuh di Irak oleh drone Amerika Serikat pada 3 Januari 2020.
Soleimani yang asli penduduk Provinsi Kerman, dimakamkan di Astana Para Syuhada di ibu kota provinsi itu yang juga bernama Kerman.
Dilansir Antara, Kamis (4/1), Wakil Gubernur Provinsi Kerman, Rahman Jalali, memastikan bahwa kedua ledakan tersebut sebagai ulah para teroris.
Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Khamenei menyatakan, Iran akan menuntut para pelaku serangan itu.
"Musuh-musuh keji nan kriminal bangsa Iran sekali menciptakan tragedi yang membuat sejumlah orang mati syahid," kata Khamenei, dikutip kantor berita IRNA.
Sementara itu, laman harian Inggris, The Guardian, mengungkapkan serangan itu terjadi saat Timur Tengah tengah dalam situasi genting. Situasi-situasi genting meliputi pertempuran sengit antara Hamas dan Israel yang terus berkecamuk di Gaza.
Kemudian serangan drone Israel di Beirut, Lebanon, yang menewaskan seorang pemimpin Hamas, yang terjadi setelah serangan serupa yang menimpa seorang petinggi militer Iran yang tengah berada di Damaskus, Suriah.
ADVERTISEMENT
The Guadian berusaha menepis skenario Israel berada di balik serangan Kerman itu, dengan menyampaikan karakteristik serangan Israel sebelumnya terhadap target-target Iran.
Menurut The Guardian, ciri khas Israel adalah membunuh tokoh-tokoh penting dalam militer dan sains Iran, bukan menyerang warga sipil dalam jumlah banyak seperti biasanya dilakukan teroris, yang kini terjadi di Kerman.
Namun, analis lain menduga, serangan itu dilakukan agen Mossad, Israel. Serangan ini juga dinilai telah mendapat persetujuan sekutu terkuat Israel, yaitu Amerika Serikat.