Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ledakan Hantam Hotel Populer di Kabul, 5 Warga China Terluka
13 Desember 2022 16:24 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Lima warga negara China terluka dalam serangan yang menargetkan Kabul Longan Hotel di Afghanistan pada Senin (12/12).
ADVERTISEMENT
LSM Italia, Emergency NGO, melaporkan 21 korban dalam serangan tersebut. Tiga di antaranya tewas saat tiba di rumah sakit.
Pihaknya tidak merinci apakah korban jiwa merupakan warga sipil atau tersangka. Emergency NGO mengoperasikan rumah sakit yang terletak hanya satu kilometer dari lokasi ledakan.
Polisi menyebut tiga tersangka serangan tewas, sedangkan satu lainnya telah ditangkap. Asap terlihat mengepul dari gedung bertingkat ini usai ledakan dan tembakan berhenti. Pasukan keamanan bergegas menuju lokasi dan menutup kawasan sekitar.
Rekaman-rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang memanjat keluar jendela di lantai bawah gedung. Menyaksikan serangan mematikan terhadap hotel yang populer antara kalangan pebisnis dari negaranya, China mengaku terkejut.
"Sejauh yang kami tahu, lima warga China terluka dalam serangan teroris itu, dan beberapa tentara dan polisi Afghanistan juga tewas," terang juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dikutip dari AFP, Selasa (13/12).
ADVERTISEMENT
"Serangan teror ini keji dan China sangat terkejut. Kami dengan tegas menentang segala bentuk terorisme. Kami menyatakan kesedihan kami atas kematian polisi militer Afghanistan, dan menyatakan simpati bagi yang terluka," lanjut dia.
Wang mengungkapkan apresiasi kepada pasukan keamanan Afghanistan yang menangani dan menyelamatkan warga China.
Tetapi, Kemlu China merekomendasikan agar orang dan organisasi asal negaranya segera meninggalkan Afghanistan.
Wang juga telah mengirimkan pernyataan serius kepada Taliban. Beijing meminta mereka mengambil tindakan lanjutan untuk melindungi keamanan warga China di Afghanistan.
ISIS mengeklaim tanggung jawab atas serangan itu. Pihaknya mengakui, dua personelnya telah menyerang sebuah hotel yang sering dikunjungi diplomat dan pengusaha China.
Para tersangka adalah Abu Umar dan Abdul Jabbar. Menurut ISIS, mereka meledakkan dua alat peledak yang disembunyikan dalam tas.
ADVERTISEMENT
Keduanya turut menembaki tamu hotel dan melemparkan granat tangan terhadap petugas Taliban. ISIS mengeklaim telah membunuh atau mencederai hingga 30 orang di Kabul Longan Hotel.
"Semua tamu hotel diselamatkan dan tidak ada orang asing yang tewas. Hanya dua tamu asing yang terluka saat mereka melemparkan diri dari lantai atas," cuit jubir Taliban, Zabiullah Mujahid.
Sejak kembalinya Taliban, pebisnis China berbondong-bondong mengejar kesepakatan bisnis yang berisiko tinggi di Afghanistan.
China yang berbagi perbatasan sepanjang 76 kilometer dengan Afghanistan belum secara resmi mengakui pemerintah Taliban.
Namun, China merupakan salah satu dari sedikit negara yang mempertahankan kehadiran diplomatik penuh di negara tersebut.
Taliban bergantung pada China untuk mengubah salah satu simpanan tembaga terbesar di dunia miliknya menjadi tambang yang berfungsi.
ADVERTISEMENT
Rencana tersebut diyakini akan membantu pemulihan ekonomi di negara yang kekurangan uang dan terkena sanksi ini.
Tetapi, Beijing khawatir Afghanistan dapat menjadi titik kumpul separatis minoritas Uighur di wilayah perbatasan Xinjiang.
Taliban lantas berjanji bahwa negara itu tidak akan digunakan sebagai markas milisi. Sebagai gantinya, China menawarkan dukungan ekonomi dan investasi untuk membangun kembali Afghanistan.
Taliban sedang bersusah payah menggambarkan Afghanistan sebagai tempat yang aman bagi para diplomat dan pebisnis.
Namun, dua anggota staf kedutaan Rusia pun direnggut nyawanya dalam serangan bom bunuh diri yang diklaim ISIS pada September.
Amerika Serikat (AS) kembali mendesak Taliban memenuhi komitmen terhadap komunitas internasional pada Senin (12/12).
"Salah satu komitmen itu adalah menyediakan masyarakat yang bebas dari kekerasan teroris semacam ini," ujar jubir Kemlu AS, Ned Price.
ADVERTISEMENT
"Rakyat Afghanistan telah mengalami tingkat kekerasan yang terlalu tinggi dalam waktu yang terlalu lama," tambahnya.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini