Linangan Air Mata Ferdy Sambo di Depan Kapolda, Komnas HAM, dan Kak Seto

24 Agustus 2022 10:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo usai memenuhi panggilan pemeriksaan di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (4/8/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo usai memenuhi panggilan pemeriksaan di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (4/8/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat, menjerat Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka. Saat ini ia masih ditempatkan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, untuk menunggu sidang etik dan sidang pengadilan pidana.
ADVERTISEMENT
Selama di Mako Brimob, tak sekali Irjen Ferdy Sambo meneteskan air mata. Tak diketahui apakah akibat menyesal telah menjerumuskan banyak pihak ke dalam pusaran kasus tersebut, atau teringat pada anak-anaknya yang saat ini diketahui menerima perundungan atau bullying dari berbagai pihak.

Irjen Fadil Imran

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran di acara Peringatan HPN ke-76 di Mapolda Metro Jaya, Selasa (8/2/2022). Foto: Dok. Istimewa
Irjen Sambo pertama kali menangis di hadapan publik saat bertemu Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran. Hal ini berlangsung di Mapolda Metro Jaya, beberapa hari usai kasus pembunuhan ini diungkap ke publik.
Saat itu keduanya tampak menangis, dan terlihat Irjen Fadil berusaha menenangkan Irjen Sambo.

Komnas HAM

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik di Komnas HAM Jakarta, Rabu (27/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Kali kedua Irjen Sambo meneteskan air mata adalah saat Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, menemuinya di Mako Brimob pertengahan Agustus lalu. Saat itu, Taufan mempertanyakan maksud Sambo melakukan intervensi kepada komisioner Komnas HAM Choirul Anam, lewat undangan pertemuan.
ADVERTISEMENT
"Enggak ada (intervensi), dan itu saya tanyakan langsung ketika kami memeriksa Sambo, saya marah sama dia waktu ketemu, 'kamu nih ngapain kayak gitu' saya bilang. Ya, dia minta maaf 'Pak, saya salah, minta maaf' ," kata Taufan di Komnas HAM, Jakarta Pusat, Selasa (23/8).
Taufan menyebut, apa yang dilakukan Sambo dapat merusak integritas komisionernya. Terlebih setelah isu pemberian uang ke komisioner mencuat.
Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam dan Beka Ulung Hapsara meninjau tempat kejadian perkara di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta, Senin (15/8/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Kamu tahu enggak itu bisa merusak integritasnya (Choirul) Anam ini dan Komnas HAM,' Iya, Pak, saya minta maaf'. Saya tanya ada uang enggak gitu, 'enggak ada', saya rekam loh ini memang direkam," sambungnya.
Saat itu, Anam memang sempat bertemu dengan Sambo. Tapi dalam pertemuan itu Sambo hanya menangis. Peristiwa itu kemudian dilaporkan ke Taufan dan Menkopolhukam Mahfud MD.
ADVERTISEMENT
"Soal [cerita] Pak Mahfud MD apa betul saya ketemu Sambo, betul. Omongannya, ya, cuma nangis saja," kata Anam, pada 22 Agustus 2022, dalam rapat dengan Komisi III yang juga dihadiri Ketua Kompolnas Mahfud MD.

Kak Seto

Ketua LPAI Seto Mulyadi di Bareskrim Polri, Selasa (23/8/2022). Foto: Jonathan Devin/kumparan
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menemui Irjen Ferdy Sambo di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (23/8). Pertemuan itu ditujukan untuk meminta izin bertemu dengan anak Sambo.
"Iya iya, memang sudah direncanakan dan akhirnya bisa bertemu, ya enggak lama, hanya menyampaikan minta izin, apakah diizinkan bertemu dengan putra-putrinya Pak Sambo, gitu," kata Kak Seto sapaan akrabnya, saat dihubungi, Rabu (24/8).
Dalam pertemuan tersebut, Seto mengungkapkan, Irjen Sambo bahkan sempat meneteskan air mata.
ADVERTISEMENT
"Beliau malah sempat meneteskan air mata, sempat terharu, terima kasih, senang sekali bahwa anak-anaknya diberikan perhatian, gitu," ungkapnya.
Dari pertemuan tersebut pun diputuskan Sambo mengizinkan Kak Seto untuk memberi pendamping dan perlindungan secara psikologis kepada anak-anaknya, yang disebut menerima perundungan akibat kasus ini.
"Kami sedang mengatur waktu karena dua putranya, remaja ini kan masih tidak berada di Jakarta. Jadi kami tentu ingin sekaligus bertemu dengan ketiga putra-putrinya," tuturnya.