Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Lockbox Wesel Stasiun Tanggulangin Patah Jadi Penyebab KA Pandalungan Anjlok
16 Februari 2024 17:26 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap hasil investigasi terkait penyebab anjloknya kereta Pandalungan di emplasemen Stasiun Tanggulangin, Sidoarjo. Kecelakaan itu terjadi pada Minggu, 14 Januari 2024, pukul 07.57 WIB.
ADVERTISEMENT
Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Tapi perjalanan kereta sempat terganggu akibat insiden itu.
Investigator Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian Hertriadi Ismawan mengatakan kecelakaan disebabkan patahnya lockbox wesel 1 Stasiun Tanggulangin.
KA Pandalungan sebelumnya direncanakan melintas langsung Stasiun Tanggulangin lewat jalur II, namun kereta tertahan karena sinyal masuk menunjukkan berhenti. Petugas Pangatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) saat itu handel sinyal tidak bisa ditarik untuk memberikan sinyal aman. Petugas lalu lewat Pengendali Perjalanan Kereta Api Terpusat (PPKP) menyuruh masinis untuk tetap masuk meski sinyal menunjukkan berhenti. Tidak lama setelah itu kereta anjlok di wesel 1.
"Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan beberapa fakta temuan yang didapat dari hasil investigasi di lapangan, di antaranya bahwa saat dilewati KA 75A, lidah kanan wesel 1 stasiun Tanggulangin dalam keadaan tidak terkunci karena patahnya lockbox pada wesel 1 sebelah kanan stasiun Tanggulangin yang juga mengakibatkan handel sinyal masuk tidak dapat ditarik untuk memberikan indikasi 'Aman'," kata Hertriadi saat konferensi pers, Jumat (16/2).
ADVERTISEMENT
"Dari pengamatan terhadap komponen lockbox yang patah, diketahui bahwa patahnya lockbox ini diakibatkan oleh defleksi arah vertikal pada jalan rel," tambahnya.
Menurut Hertriadi, sebelum kecelakaan terjadi, PPKA Stasiun Tanggulangin meyakini wesel 1 dalam kondisi baik sebab sudah dilalui kereta sebelumnya. Petugas juga meyakini wesel 1 mengarah ke Jalur II berdasarkan posisi handel.
Berdasarkan itu PPKA beranggapan bahwa gangguan yang terjadi pada saat itu adalah gangguan persinyalan dan memutuskan untuk memberikan perintah "berhenti" ke KA Pandalungan melalui PPKP.
"Diketahui bahwa prosedur untuk memastikan atau meyakinkan kedudukan wesel sebelum pemberian 'Perintah MS' belum secara jelas mengatur terkait langkah-langkah yang harus dilakukan oleh PPKA, sehingga dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda," jelasnya.
Rekomendasi KNKT
Dari peristiwa itu KNKT memberikan rekomendasi untuk Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Pertama memastikan pedoman pemeriksaan dan perawatan wesel mekanik untuk dapat mendeteksi kondisi komponen penguncian secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
"Melakukan pengawasan terhadap kondisi geometri jalan rel khususnya pada jalan rel di area sekitar wesel, serta memastikan prosedur terkait pelayanan KA untuk persinyalan mekanik ketika terjadi gangguan sinyal telah mengatur secara jelas langkah-langkah memastikan atau meyakinkan kedudukan wesel," ujar Hertriadi.
Rekomendasi berikutnya ditujukan untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero). KNKT meminta PT KAI meninjau kembali pedoman pemeriksaan dan perawatan wesel mekanik untuk dapat mendeteksi kondisi komponen penguncian secara menyeluruh.
"Meninjau kembali potensi bahaya terkait kondisi geometri jalan rel khususnya di area sekitar wesel agar dapat menilai risiko dan langkah-langkah mitigasi, meninjau kembali prosedur terkait pelayanan KA untuk persinyalan mekanik ketika terjadi gangguan sinyal agar dapat mengatur secara jelas langkah-langkah untuk memastikan atau meyakinkan kedudukan wesel, serta melakukan refreshment training secara berkala kepada petugas operasional pelayanan KA terkait interlocking pada sistem persinyalan perkeretaapian," pungkasnya.
ADVERTISEMENT