Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Lucky Hakim soal Liburan ke Jepang Tak Izin Kemendagri: Saya Tanggung Jawab
8 April 2025 11:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Bupati Indramayu Lucky Hakim buka suara terkait dirinya yang liburan ke Jepang saat lebaran Idul Fitri 1446 H. Liburan itu jadi polemik karena ia tidak mengajukan izin kepada Kemendagri.
ADVERTISEMENT
Lucky mengungkapkan, rencana liburan ke Jepang sebenarnya sudah direncanakan sejak lama bahkan sebelum ia dilantik jadi bupati.
Dirinya sudah membeli tiket pesawat ke Jepang pada Desember 2024 setelah Pilkada usai.
"Saya sudah bilang ke keluarga, setelah terpilih dan selesai urusan pelantikan, saya mau cuti ke luar negeri," kata Lucky usai memimpin upacara di Alun-Alun Indramayu, Selasa (8/4).
Sudah Ajukan Izin namun Ditolak
Awalnya, ia berencana berangkat pada 2-11 April 2025. ia pun meminta kepada stafnya saat Ramadan untuk mengajukan izin keluar negeri.
Sayangnya, izin tersebut ditolak karena diajukan kurang dari 14 hari kerja sebelum keberangkatan.
“Jadi saya ubah saja untuk pulangnya tanggal 6 malam, jadi sampai sini tanggal 7 sudah sampai, dan tanggal 8 sudah kerja seperti hari ini nih,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lucky mengatakan, dirinya saat lebaran masih di Indramayu. Ia salat id di alun-alun bersama wakilnya dan menyambut masyarakat bersilaturahmi.
“Hari lebaran pun saya masih di sini (Indramayu), patroli-patroli, Pak Wabup pun keliling-keliling, besoknya juga masih,” katanya.
Siap Tanggung Jawab
Selama di Jepang, Lucky tetap berkoordinasi dengan Wakil Bupati Indramayu, Syaefudin dan mendelegasikan tugasnya.
"Saya mendelegasikan semua tugas ke Pak Wabup, Saya tidak bermaksud meninggalkan tugas," tegasnya.
Menyadari potensi pelanggaran, Lucky segera menghubungi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Selain itu, dirinya berencana melapor ke Kementerian Dalam Negeri untuk klarifikasi.
“Pada saat itu saya langsung hubungi Pak Gubernur, terus terjadi percakapan, dan saya pun harus menjelaskan juga ke kementerian,” ungkapnya.
"Jika memang saya salah, saya siap menerima konsekuensi. Yang penting saya mau bertanggung jawab," ujarnya.
ADVERTISEMENT