Lula Sebut Pendukung Bolsonaro yang Serbu Istana Presiden Dibantu Orang Dalam

13 Januari 2023 8:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva saat pertemuan dengan anggota parlemen di Istana Planalto di Brasilia pada Rabu (11/1/2023). Foto: Evaristo SA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva saat pertemuan dengan anggota parlemen di Istana Planalto di Brasilia pada Rabu (11/1/2023). Foto: Evaristo SA / AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Brasil Lula da Silva menyebut demonstran pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro yang menyerbu dan merusak gedung Kongres, Istana Planalto, dan Mahkamah Agung di Ibu Kota Brasilia pada Minggu (8/1) lalu mendapatkan bantuan dari orang dalam. Pemerintah pun mengintensifkan operasi pembersihan di sekitar gedung-gedung pemerintahan, Kamis (12/1).
ADVERTISEMENT
Kepada wartawan, Lula mengatakan telah memerintahkan "peninjauan menyeluruh" terhadap staf istana kepresidenan. Serbuan pendukung Bolsonaro pada demonstran beberapa waktu lalu itu menyebabkan kerusakan yang meluas.
"Saya yakin pintu Istana [Kepresidenan] Planalto dibuka untuk orang masuk karena tidak ada pintu yang rusak," kata Lula di Brasilia, dikutip dari AFP.
"Ini berarti ada seseorang yang memfasilitasi masuknya mereka," lanjut Lula, yang sedang menghadapi akibat dan reaksi kekerasan yang disebut "bolsonaristas" untuk masa jabatan terbarunya.
Massa menjarah kantor, menghancurkan karya seni yang tak ternilai, dan meninggalkan pesan grafiti meminta kudeta militer. Jumlah pasti kerusakan masih dihitung.
"Kami akan menyelipkan dengan tenang untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi," kata Lula.
Pihak berwenang juga masih berusaha menentukan siapa yang merencanakan dan mendanai aksi rusuh tersebut.
ADVERTISEMENT
Pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro masuk ke Istana Planalto, Brasilia, Brasil. Foto: Adriano Machado/REUTERS

Pendukung Bolsonaro di Bawah Tekanan

Berusaha untuk mencegah terulangnya kejadian di hari Minggu, pasukan keamanan ditempatkan di sejumlah lokasi sebagai tanggapan atas ancaman protes baru di Brasilia dan kota-kota lain.
Namun, mobilisasi massa yang dijanjikan untuk "mengambil kembali kekuasaan" dari Lula dan pemerintahan kirinya tidak terjadi, meninggalkan polisi anti huru hara dengan dukungan helikopter berputar-putar saat mempertahankan cincin keamanan di sekitar Esplanade of Ministries di Brasilia.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan lembaga Datafolha pada Rabu mengungkapkan 93% warga Brasil mengutuk aksi massa dengan kekerasan pada Minggu lalu. Meski menurut jajak pendapat yang dilakukan lembaga Atlas Intelligence menemukan satu dari lima orang mendukung massa.
Penangkapan hampir 2.000 dan penahanan lanjutan terhadap lebih dari 1.100 massa serta pengerahan keamanan yang kuat tampaknya bertindak sebagai pencegah mobilisasi baru pada Rabu.
ADVERTISEMENT
Ilmuwan politik di Getulio Vargas Foundation, Guilherme Casaroes, mengatakan banyak yang putus asa "karena takut ditangkap".
Sementara Geraldo Monteiro dari Universitas Federal Rio de Janeiro mengatakan, "gerakan Bolsonaro berada di bawah tekanan dan tidak memiliki organisasi untuk melakukan serangan balasan".
Di satu sisi, dukungan terhadap Lula menguat setelah mendapatkan dukungan publik dari para pemimpin Kongres dan gubernur -- beberapa di antaranya berada di kubu Bolsonaro.
Sementara itu, upaya terus dilakukan untuk melacak lebih banyak orang yang terlibat, dengan terduga perusuh diidentifikasi melalui kamera pengamanan atau selfie yang mereka sendiri unggah di media sosial.