Macron Geram Warga Gaza Diserang Saat Antre Bantuan, Desak Gencatan Senjata

1 Maret 2024 16:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan pidato saat jamuan kenegaraan dengan Raja Belanda Willem-Alexander, di Amsterdam, Belanda, Selasa (11/4/2023).  Foto: Piroschka Van De Wouw/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan pidato saat jamuan kenegaraan dengan Raja Belanda Willem-Alexander, di Amsterdam, Belanda, Selasa (11/4/2023). Foto: Piroschka Van De Wouw/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan kegeramannya atas penembakan lebih dari 100 warga Palestina saat mengambil bantuan kemanusiaan di Gaza, Kamis (29/2). Ia menuntut gencatan senjata segera ditetapkan.
ADVERTISEMENT
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan pasukan Israel menembak mati lebih dari 100 warga Palestina saat mereka menunggu pengiriman bantuan. Israel membantah dan menilai kematian itu karena kerumunan warga yang mengepung truk bantuan, dan mengatakan para korban terinjak atau tertabrak.
"(Saya menyampaikan) kemarahan mendalam atas foto-foto dari Gaza, di mana warga sipil menjadi sasaran tentara Israel. Saya menyampaikan kecaman keras saya atas penembakan ini dan menuntut kebenaran, keadilan, dan penghormatan terhadap hukum internasional," kata Macron dalam postingannya di X, Jumat (1/3).
Dia menambahkan, sangat penting untuk segera menerapkan gencatan senjata terhadap Israel.
"Semua populasi (warga Palestina) harus dilindungi. Gencatan senjata harus segera dilakukan agar bantuan kemanusiaan dapat disalurkan," kata dia.
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Yerusalem, Selasa (24/10/2023). Foto: Christophe Ena/Pool via Reuters
Sementara, Menteri Luar Negeri Stephane Sejourne memastikan Paris akan mendukung seruan PBB untuk melakukan penyelidikan independen atas serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Situasi kemanusiaan telah menjadi bencana besar selama beberapa minggu ini dan apa yang terjadi tak boleh berlanjut dan tidak dapat dibenarkan. Israel harus mendengar dan harus menghentikannya (serangan),” kata Sejourne kepada radio France Inter.
"Ini sudah terlalu jauh, orang-orang berebut makanan dan terjadi kerusuhan. Saya mendengar permintaan Sekretaris Jenderal PBB untuk membuka penyelidikan independen dan saya pikir Prancis akan mendukung hal ini," kata Sejourne.