Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
Macron Menang Pilpres, Sadar Banyak yang Memilihnya untuk Cegah Le Pen Berkuasa
25 April 2022 6:04 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Emmanuel Macron (44) kembali terpilih sebagai presiden Prancis setelah mengalahkan ekstremis sayap kanan Marine Le Pen (53) dalam pemungutan suara pilpres putaran kedua pada hari Minggu (24/4/2022).
ADVERTISEMENT
Macron mengaku tidak puas dengan jabatan periode pertamanya dan akan berusaha untuk menebus kesalahan.
Reuters melansir, pendukung Macron bersorak gembira saat hasil pemungutan suara muncul di layar raksasa di taman Champ de Mars dekat menara Eiffel, Paris. Macron mengantongi 58,5 persen suara berdasar perhitungan exit poll.
Para pemimpin di Berlin, Brussel, London, dan sekitarnya menyambut baik kemenangan Macron.
Macron dalam pidato kemenangannya mengakui banyak yang hanya memilih dia hanya untuk mencegah Le Pen berkuasa.
“Banyak orang di negara ini memilih saya bukan karena mereka mendukung ide-ide saya, tetapi untuk mencegah ide-ide sayap kanan. Saya ingin berterima kasih kepada mereka dan tahu saya berutang kepada mereka di tahun-tahun mendatang,” katanya.
“Tidak seorang pun di Prancis akan ditinggalkan di pinggir jalan,” katanya dalam pesan yang telah disebarkan oleh para menteri senior yang berkeliling di stasiun TV Prancis.
ADVERTISEMENT
Komunitas Muslim Pilih Macron
Mereka yang memilih Macron, tapi bukan berarti mendukungnya, antara lain adalah komunitas Muslim yang memiliki populasi 9 hingga 10 persen.
Sejumlah masjid, termasuk Masjid Agung Paris, bahkan secara terbuka menyerukan umat Islam agar memilih Macron untuk mencegah Le Pen yang rencana kebijakannya merugikan kaum Muslim, untuk berkuasa.
Dalam debat capres pada Rabu (20/4) lalu misalnya, Le Pen mengatakan dia akan melarang pemakaian jilbab/hijab di tempat umum. Hal ini ditentang Macron karena bisa memicu “perang saudara”.
“Bersama saya, tidak akan ada larangan jilbab, yarmulkes, dan simbol-simbol keagamaan,” kata Macron, dikutip dari Anadolu.
Le Pen Akui Kekalahan
Tak butuh waktu lama bagi Marine Le Pen, yang pada jajak pendapat sebelumnya menempel Macron dengan ketat, untuk mengakui kekalahan.
ADVERTISEMENT
Namun, dia bersumpah untuk terus berjuang dalam pemilihan parlemen pada bulan Juni nanti.
“Saya tidak akan pernah meninggalkan Prancis,” katanya kepada para pendukungnya yang meneriakkan “Marine! Marine!"
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 12:38 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini