Mahfud Respons Siti Nurbaya soal Deforestasi Hutan 12,5 Juta Ha: Beda Baca Data

23 Januari 2024 18:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD memaparkan visi dan misi saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD memaparkan visi dan misi saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Cawapres 03 Mahfud MD merespons pernyataan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar. Siti Nurbaya membantah Mahfud soal data deforestasi hutan (pembalakan hutan) di RI yang mencapai 12,5 juta hektare selama 10 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Mahfud mengatakan, perbedaan data deforestasi yang disampaikannya dengan data Siti Nurbaya adalah cara membacanya.
Menurut Mahfud, data yang disampaikannya dan yang disampaikan Siti Nurbaya sama-sama benar. Namun yang disampaikan Siti Nurbaya adalah data deforestasi netto.
"Memang betul, bukan kesalahan, perbedaan membaca data, yang disampaikan Bu Siti Nurbaya itu adalah deforestasi netto. Data yang ada di KLHK dan BPS, itu yang memang ada di situ. Sedangkan, data yang saya baca adalah data dari Global Forest Watch, dunia," kata Mahfud dikutip dari Antara, Selasa (23/1).
Lokasi pembalakan liar di kawasan hutan Desa Motung Kecematan Ajibata Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Jumat (28/1/2022). Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Mahfud menerangkan, Global Forest Watch memotret hilangnya atau tutupan hutan dalam waktu tertentu. Sedangkan, deforestasi netto itu merupakan deforestasi bruto dikurangi reforestasi, sehingga sisanya seperti yang dikatakan Menteri LHK.
ADVERTISEMENT
Padahal, ia mengingatkan, yang rusak sebelumnya belum reforestasi dan tetap rusak karena deforestasi dan data Menteri LHK mengurangi dengan reforestasi. Tidak cuma di LHK, cara menghitung seperti itu ada pula di BPS.
"Dan ini sebenarnya dulu sudah ditulis cara menghitung seperti ini oleh Prof Hariadi Kartodiharjo pada 9 November 2021 atau 2022 itu teori menghitungnya. Saya pakai yang Global Forest Watch dan tidak ada yang salah," ujar Mahfud.
Artinya, Mahfud menekankan, Menteri LHK mengurangi data itu dengan tambahan reforestasi, tapi di tempat lain. Sementara ia mengingatkan masih ada tempat yang sudah rusak lebih dulu tapi tidak tertutupi atau tidak terperbaiki.
"Tidak apa-apa, bagus ini, sama-sama benar, tinggal mau baca dari mana, bruto apa netto, itu saja. Saya pakai yang Global Forest Watch, yang memotret itu setiap tahun, ini rusaknya, rusak dalam 10 tahun nih, ini loh rusaknya," kata Mahfud.
ADVERTISEMENT
Mahfud menambahkan, sekalipun ada reforestasi di tempat-tempat lain tentu tidak serta merta memperbaiki yang sudah rusak lebih dulu.
Mahfud menyarankan, jika masih dibutuhkan data lengkap terkait itu, masyarakat bisa meminta kepada Direktur 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto.
"Bahwa ada reforestasi di tempat lain kan tidak memperbaiki yang rusak. Nah, data lengkap tentang ini dari tahun ke tahun, dari tempat ke tempat, itu kalau Anda perlukan ada di Pak Andi Widjajanto di TPN, ditanya di sana lengkap," ujar Mahfud.