Mahsa Amini Dianugerahi Penghargaan HAM dari Uni Eropa

19 Oktober 2023 19:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Mahsa Amini di luar Gedung Federal Wilshire Los Angeles, California, AS. Foto: Bing Guan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Foto Mahsa Amini di luar Gedung Federal Wilshire Los Angeles, California, AS. Foto: Bing Guan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Perempuan keturunan Kurdi berusia 22 tahun yang tewas di dalam tahanan polisi moral Iran, Mahsa Amini, dianugerahi penghargaan hak asasi manusia tertinggi dari Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
Penghargaan yang dinamai setelah pemberontak Uni Soviet — Andrei Sakharov ini, pertama kali diadakan pada 1988 dan diberikan kepada setiap individu yang memperjuangkan HAM dan kebebasan mendasar menurut pandangan Barat.
Dikutip dari Associated Press, sebelum dinyatakan meninggal dunia Amini ditangkap oleh polisi moral pada September 2022 lalu gara-gara dinilai tidak mengenakan hijab sesuai dengan aturan berlaku.
Tiga hari di dalam tahanan, Amini tiba-tiba dilarikan ke rumah sakit dan mengalami koma. Menurut aktivis HAM lokal, kematian Amini disebabkan oleh kekerasan dari polisi moral yang menindak tegas para pelanggar aturan berpakaian.
Namun, hasil forensik yang diumumkan Teheran mengatakan Amini meninggal dunia akibat alasan normal — serangan jantung yang bisa 'kumat' apabila berada dalam situasi terlalu tertekan.
ADVERTISEMENT
Kematian Amini kemudian menjadi tantangan besar bagi Iran, yang pertama kalinya menyaksikan protes masif sejak Revolusi Islam 1979.
Orang-orang menggelar protes setelah kematian Mahsa Amini di Iran, di Athena, Yunani, Sabtu (24/9/2022). Foto: Louiza Vradi/REUTERS
Ribuan demonstran — mayoritas perempuan muda berkumpul di jalanan, meluapkan emosi mereka sembari melepas hijab hingga memotong rambut masing-masing di depan umum.
Padahal, pemerintah Iran melarang perempuan memperlihatkan rambut dan lekuk tubuh mereka di depan publik.
Melihat pengaruh besar yang ditimbulkan, Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola mengatakan, hari kematian Amini menjadi titik balik menegakkan hak-hak mendasar seorang perempuan.
"Ini telah memicu gerakan yang dipimpin oleh perempuan yang membuat sejarah," kata Metsola saat mengumumkan penganugerahan penghargaan kepada mendiang Amini beserta Gerakan Woman, Life, Freedom di Iran, pada Kamis (19/10).
ADVERTISEMENT
Gerakan Woman, Life, Freedom muncul setelah kematian Amini sebagai bentuk protes kepada pemerintah Iran dan melambangkan solidaritas dari perempuan-perempuan di Barat.
"Dunia telah mendengar teriakan 'Woman, Life, Freedom' — tiga kata yang telah menjadi seruan bagi semua orang yang memperjuangkan kesetaraan, martabat, dan kebebasan di Iran," jelas Metsola.
"Dengan memilih Amini sebagai penerima Penghargaan Sakharov untuk Kebebasan Berpikir 2023, Dewan ini mengingat perjuangan mereka dan terus menghormati semua orang yang telah membayar harga tertinggi untuk kebebasan," sambung dia.
Adapun pemberian penghargaan tersebut akan berlangsung pada 13 Desember mendatang.