Masjid dan Gereja di Burkina Faso Diserang, Puluhan Orang Tewas

27 Februari 2024 0:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi konflik di Burkina Faso, Minggu (23/1/2022). Foto: Olympia De Maismont/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi konflik di Burkina Faso, Minggu (23/1/2022). Foto: Olympia De Maismont/AFP
ADVERTISEMENT
Sebuah masjid di Burkina Faso sebelah timur diserang kelompok bersenjata dan membuat puluhan orang tewas, Minggu (25/2) waktu setempat. Di hari yang sama, serangan mematikan juga terjadi di sebuah gereja Katolik yang berada di utara saat misa berlangsung.
ADVERTISEMENT
"Orang-orang bersenjata menyerang sebuah masjid di Natiaboani pada Minggu, sekitar pukul 05.00 pagi dan membuat beberapa lusin orang terbunuh," kata sumber keamanan dilansir Reuters, Senin (26/2).
Seluruh korban tewas merupakan Muslim dan mayoritas adalah laki-laki yang datang untuk Salat Subuh berjmaah. Menurut sumber lokal lainnya, "Para teroris memasuki kota pada pagi hari. Mereka mengepung masjid dan menembaki jemaah yang sedang berkumpulitu salat, termasuk pemimpin agama penting."
Anggota Relawan Pertahanan Tanah Air (VDP) yang terdiri dari pasukan sipil juga menjadi sasaran amuk gerombolan yang datang dalam jumlah besar itu. Sumber AFP menggambarkan insiden tersebut sebagai "serangan skala besar" yang menimbulkan kerusakan parah.
Di hari yang sama, gereja Katolik yang sedang menggelar misa di Burkina Faso sebelah utara juga diserang. Dalam insiden ini, setidaknya 15 orang sipil tewas dan dua lainnya terluka.
Serangan di Ibukota Burkina Faso. Foto: REUTERS/Anne Mimault
Vikaris Keuskupan Dori, Jean-Pierre Sawadogo, menyebut serangan ini terjadi saat jemaahnya sedang berkumpul untuk ibadah di Desa Essakane. Desa ini berada di zona tiga perbatasan timur laut Burkina Faso yang berbatasan dengan Mali dan Niger.
ADVERTISEMENT
Sejak 2022, Burkina Faso berada di bawah kepemimpinan junta militer Kapten Ibrahim Traore. Ia memimpin setelah kudeta kedua dalam kurun waktu kurang dari satu tahun pecah di negara itu. Kudeta ini sebagian diduga dipicu oleh ketidakpuasan pemerintah meredam kekerasan jihadis.
Sejak perang saudara di Libya pada 2011 silam dan pengambialihan Mali utara oleh kelompok jihadis di tahun 2012, Burkina Faso yang bersebelahan dengan kedua negara itu juga harus berperang melawan meningkatnya gerakan ekstremisme. Pemberontakan jihadis ini meluas ke Burkina Faso dan Niger sejak 2015.
Menurut data lembaga nirlaba ACLED, sekitar 20 ribu orang di Burkina Faso tewas dalam kekerasan jihadis. Sedangkan menurut data PBB, lebih dari dua juta warga Burkina Faso mengungsi akibat hal ini.
ADVERTISEMENT