Megawati Beri Pesan ke Para Gubernur: Jangan Egois untuk Keenakan Keluarga

5 Agustus 2024 17:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana usai penyerahan duplikat bendera merah putih di Balai Samudera, Jakut, Senin (5/8/2024).  Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana usai penyerahan duplikat bendera merah putih di Balai Samudera, Jakut, Senin (5/8/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri mengingatkan masyarakat agar tidak egois dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
ADVERTISEMENT
Megawati menyampaikan itu dalam pidatonya di acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada seluruh gubernur Indonesia di Balai Samudera, Jakarta Utara, Senin (5/8).
Awalnya Megawati bercerita pernah menjadi pembawa baki bendera pusaka Merah Putih dalam upacara. Upacara itu, katanya, dipimpin ayahnya Presiden RI pertama Presiden Soekarno.
Megawati menjelaskan bahwa baki yang dipakai untuk membawa bendera pusaka yang asli terbuat dari perak. Benda itu katanya sekarang hilang dan tidak ada yang tahu di mana keberadaannya.
Anak Bapak Proklamator itu mengaku sempat dihukum karena tidak kuat membawa baki tersebut.
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarno Putri menyerahkan duplikat bendera merah putih ke Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono ke X di Balai Samudera, Jakut, Senin (5/8/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarno Putri menyerahkan duplikat bendera merah putih ke Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono ke X di Balai Samudera, Jakut, Senin (5/8/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
"Tau-tau melorot lagi. Kapan habisnya nih hukuman. Disuruh naik lagi. Karena itu tidak ditemukan. Nah siapa tuh yang ambil gak tahu dah. Betul. Ini fakta sejarah. Yang tersembunyi" ujar Megawati dalam pidatonya.
ADVERTISEMENT
Setelah menceritakan itu, Mega berpesan kepada seluruh gubernur yang menerima duplikat bendera pusaka merah putih untuk menjaganya dengan sebaik mungkin.
"Jadi nanti bapak-bapak, ibu-ibu saya mohon. Mohon. Jangan dikelelerkan bendera duplikat itu. Tolong benar diberikan tempat yang terhormat. Karena itulah duplikat bendera pusaka. Seperti tadi yang saya katakan," gelegar Mega dalam pidatonya
"Bahwa itulah sebenarnya moral kita. Itulah yang membuat negara lain memberikan hormat kalau bertemu. Karena kalau tidak ada bendera itu maka kita pun akan menjadi orang papa dan hina," tambah Ketum PDIP itu.
Ketegasannya itu kepada bendera menurutnya adalah salah satu bukti kecintaan dan baktinya kepada negara. Dia mengaku tidak takut bila dicap sebagai provokator, sebab bendera merah putih adalah hasil jerih payah dan pengorbanan para pahlawan terdahulu.
ADVERTISEMENT
"'Ibu Mega provokator gile'. Makanya saya nanyakan apa salah saya? Enggak ada. Saya mengatakan kebenaran karena kecintaan dan bakti saya pada negeri ini. Dan karena pengorbanan begitu banyak rakyat Indonesia sebelum merdeka dan sesudah merdeka. Kamu harus ingat kepada hal-hal itu saudara-saudara. Awas kalau kalian hanya egois," tegas Mega.
Dia dengan lantang mengingatkan untuk tidak mementingkan kepentingan pribadi dan keluarganya saja.
"Awas kalau kalian hanya maunya untuk keenakan diri sendiri dan keluarga kalian. Demikian. Terima kasih," tutupnya.
Dalam penyerahan duplikat bendera ini, Megawati menyerahkan benda itu yang pertama kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X secara langsung.
Penyerahan selanjutnya pun diberikan ke 7 Gubernur dan 14 pj Gubernur yang hadir serta perwakilan dari total 38 provinsi yang hadir. Bendera itu diharapkan dapat digunakan dalam setiap upacara peringatan kemerdekaan 17 Agustus dan Hari Pancasila pada 1 Juni.
ADVERTISEMENT