Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Megawati: Saya Dulu yang Bikin MK & Pisahkan TNI-Polri, Sekarang Jadi Bumerang
12 Desember 2024 12:41 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri menyebut dirinya yang membentuk Mahkamah Konstitusi (MK). Bahkan menjadi Presiden yang memisahkan TNI dan Polri.
ADVERTISEMENT
Namun, Ketua Umum PDIP itu menilai bahwa hal tersebut malah kemudian menjadi bumerang.
Hal itu disampaikan Megawati saat memberikan keynote speech di acara peluncuran dan diskusi buku Pilpres 2024 Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis, di Hotel Four Seasons, Jakarta, Kamis (12/12).
"Yang bikin MK. Yang bikin KPK. Yang memisahkan TNI Polri. Terus dipikir itu gampang. Susah loh. Mesti tanya dulu ahli hukum. Mesti gimana, dan sebagainya. Dan banyak BNN, BMKG. Supaya tahu. Jadi sekarang kan saya kok bumerang," kata Megawati.
Salah satu lembaga yang sangat disorot Megawati adalah MK. Dia menyebut bahwa MK dibentuk pada masa pemerintahannya dengan Jimly Asshiddiqie sebagai ketua pertamanya. Bahkan, dia pun yang mencarikan kantor MK.
ADVERTISEMENT
"Saya Presiden Republik Indonesia sampai saat nyari sendiri gedung untuk melihat MK itu Mahkamah Konstitusi itu berwibawa dalam ring satu itu di Jalan Medan merdeka Barat saya nyari gaji kalau jadi jaga ini supaya tetap berwibawa," kata Megawati.
"Kalau jadi hakim janganlah terima duit," sambungnya.
Namun, menurut Megawati, MK menjadi tidak sesuai dengan harapan. Khususnya dalam kaitannya saat menangani sengketa Pilpres 2024.
“Pilpres yang sebenarnya sudah cacat. Kan saya bilang, MK saya yang bikin, ya kan, yang jadi bumerang gini,” kata Mega.
Lalu, ia juga menyinggung soal Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang hingga saat ini masih belum mau bertemu dengannya. Ia sampai dibilang mengintimidasi.
“Karena katanya saya mengintimidasi Kapolri, ya. Oh iya, saya kalau ngomong itu memang begini cek plong, gitu loh artinya enggak manis-manis, juga dak dak dak,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Mega pun mengaku tidak apa-apa bila ia tak mau didengar oleh institusi Polri. Namun, kalau ucapannya tidak dengar, Indonesia bisa dijajah kembali.
“Kenapa? Loh, itu kebenaran itu kan sukanya saya. Karena bagi saya, diri saya sudah selesai bagi bangsa dan negara saya,“ ucapnya.
“Jadi, omongan saya gak mau didengarkan gak apa-apa, tapi kalau tidak didengar, saya yakin Indonesia akan menjadi dikuasai oleh siapa? Oleh penjajah. Tapi bukan dengan cara dulu, tapi teknologi,” tuturnya.
Belum ada tanggapan dari Kapolri maupun Polri mengenai pernyataan Megawati tersebut.