Melihat Tempat Mahasiswa di Tangsel Beribadah Berujung Bentrok dengan Warga

7 Mei 2024 18:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana dari kontrakan mahasiswa korban penganiayaan saat ibadat di kawasan Babakan, Setu, Tangsel, Selasa (7/5/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana dari kontrakan mahasiswa korban penganiayaan saat ibadat di kawasan Babakan, Setu, Tangsel, Selasa (7/5/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
ADVERTISEMENT
Kegiatan ibadah para mahasiswa dan mahasiswi yang digelar di indekos Jalan Ampera, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, dibubarkan oleh warga sekitar. Pembubaran itu karena warga merasa ibadah Doa Rosario dilakukan terlalu malam.
ADVERTISEMENT
kumparan mendatangi lokasi tersebut Selasa (7/5). Indekos tersebut berada di kawasan padat penduduk. Saat ini, kondisi sepi, tak ada kegiatan apa pun di indekos tersebut.
Letaknya persis di samping jalan raya dan dibatasi dengan jembatan kecil yang di bawahnya ada selokan air. Di depan kontrakan terdapat semacam kebun berisi pohon pisang dan pohon lainnya. Kawasan ini juga terdapat banyak bangunan kontrakan.
Suasana dari kontrakan mahasiswa korban penganiayaan saat ibadat di kawasan Babakan, Setu, Tangsel, Selasa (7/5/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Wilayah ini dinilai strategis sebab berdekatan dengan Universitas Pamulang. Dengan padatnya bangunan kontrakan serta rumah warga membuat aktivitas apa pun yang dikerjakan akan dengan cepat terlihat dan terdengar oleh masyarakat lainnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, selain adanya kegiatan ibadah, di indekos tersebut juga kerap kali digunakan untuk kumpul-kumpul pemuda.
ADVERTISEMENT
"Iya kalau malam kadang suka ada kumpul-kumpul gitu, kalau kemarin kan ada bola (Piala Asia U-23) yaa itu oke deh biasa. Tapi kalau hari biasa juga suka ada kumpul-kumpul begitu," ujar salah satu warga yang tak ingin disebutkan namanya.
Sementara itu, Lurah Babakan, Teten Haryanto, mengatakan Ketua RT --yang kini jadi tersangka-- pernah menegur para mahasiswa itu.
Suasana dari kontrakan mahasiswa korban penganiayaan saat ibadat di kawasan Babakan, Setu, Tangsel, Selasa (7/5/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
"Sebelumnya Pak RT pernah cerita, sebelumnya pernah ada ibadah yang mungkin lewat jamnya waktu istirahat, mungkin lewat jam 9 atau jam 10 malam. Mungkin ada laporan dari masyarakat yang merasa terganggu. Ya kan ibadah kita semua berbeda-beda, ya caranya. Kebetulan waktu itu ditegurnya pas pagi hari. Besoknya ditegur. Ini sebelum kejadian kemarin, sudah sebelum-sebelumnya lagi," ucap Teten kepada wartawan di lokasi, Selasa (7/5).
ADVERTISEMENT

Latar Belakang Kasus

Polisi menunjukkan barang bukti dan 4 tersangka kasus pembubaran ibadah berujung pengeroyokan saat rilis di Polres Tangerang Selatan, Selasa (7/5/2024). Foto: kumparan
Sebelumnya, Kapolsek Cisauk, AKP Dhady Arysa, mengungkapkan awal mula keributan antara warga dan mahasiswa kristiani yang sedang melakukan ibadah di sebuah kosan di Kawasan Babakan, Setu, Tangerang Selatan, Banten, pada Minggu (5/5).
Dhady mengatakan sebelum keributan yang berujung pengeroyokan, warga sudah meminta kegiatan tersebut untuk bubar.
"Sebelum keributan itu, umat kristiani yang sedang mengadakan doa Rosario. Akhirnya sudah diingatkan sama tokoh sekitar, sama RT, untuk bubar ternyata belum bubar juga," kata Dhady, Senin (6/5).
Teguran itu, lanjut Dhady, karena ibadah berlangsung hingga malam. Selain itu suaranya juga cukup keras.
Polisi menunjukkan barang bukti dan 4 tersangka kasus pembubaran ibadah berujung pengeroyokan saat rilis di Polres Tangerang Selatan, Selasa (7/5/2024). Foto: kumparan
"Ditegur karena sudah pukul 21.00 WIB, tapi karena tegurannya tidak digubris, warga kembali menegur namun berujung emosi, hingga akhirnya terjadi keributan tersebut," tutur Dhady.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya timbul tuh sedikit kegaduhan, sehingga ada keributan. Dilerai sama warga lainnya," ujarnya.
Keributan itu berujung tindakan saling pukul. Berdasarkan keterangan saksi, salah satu warga mendapatkan pemukulan. Sehingga, keributan makin tidak terkendali, akhirnya ada dua orang mahasiwa terkena senjata tajam.
"Dilerai sama warga. Yang melerainya tersebut ya kena pukul karena orang banyak itu," ungkapnya.
Dalam peristiwa itu ada mahasiswa yang mengalami luka akibat senjata tajam.