Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Membandingkan Olah Tenaga Dalam di Bela Diri Merpati Putih dan Kungfu
8 Februari 2018 17:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Tenaga dalam hadir seiring dengan perkembangan ilmu bela diri. Beragam ilmu bela diri muncul di Indonesia, baik yang asli dari Tanah Air, seperti pencak silat maupun berasal dari luar negeri, seperti kungfu dari China.
ADVERTISEMENT
Dua jenis bela diri tersebut memiliki cara pengembangan tenaga dalam yang berbeda. Pertama, bila dibahas dari pencak silat, bela diri ini memiliki banyak ragam. Ada Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Pagar Nusa, Putra Kera Sakti, Merpati Putih, dan lain sebagainya.
Dalam konteks kali ini, ambil satu contoh dari penggunaan tenaga dalam pada bela diri Merpati Putih. Merpati Putih adalah pencak silat yang dilakukan dengan tangan kosong atau tanpa senjata dan alat. Merpati putih merupakan singkatan dari "Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening".
Dalam Bahasa Indonesia, hal itu berarti "mencari sampai mendapat kebenaran dengan ketenangan" sehingga diharapkan seorang anggota Merpati Putih akan menyelaraskan hati dan pikiran dalam segala tindakannya.
Merpati Putih menggunakan tenaga dalam asli dari manusia dengan teknik olah napas. Pada orang biasa, tenaga asli tersebut dapat dilihat dan digunakan hanya pada saat orang bersangkutan dalam kondisi terdesak.
ADVERTISEMENT
Normalnya, sel dalam tubuh manusia menghasilkan zat bernama Adenosina trifosfat yang merupakan cadangan energi dalam tubuh. Dengan bantuan teknik olah napas, tenaga cadangan tersebut dapat dilatih untuk diperoleh dan dikumpulkan di dalam tubuh.
Hasil olah gerak dan olah napas kemudian dapat diolah menjadi tenaga getaran.
Dalam praktiknya, anggota Merpati Putih diajari ilmu getaran. Ilmu getaran melatih indra peraba manusia untuk menerima getaran gelombang elektromagnetik yang dipancarkan benda. Setiap benda pada dasarnya memiliki getaran gelombang elektromagnetik.
Penerapan prinsip ilmu getaran membuat beberapa manusia berhasil dalam melaksanakan misinya. Contohnya, Praka Pujiono, anggota Kopassus TNI, yang berhasil menemukan titik korban longsor terpendam di Bogor baru-baru ini.
Tenaga dalam kungfu
Sementara, kungfu pada awalnya berkembang karena adanya kebutuhan dan kemampuan manusia untuk bertahan hidup, baik untuk membela diri dari berbagai jenis serangan binatang buas; berburu untuk mendapatkan makanan; maupun untuk berperang melawan kelompok manusia lain yang dianggap menjadi ancaman.
ADVERTISEMENT
Membahas soal tenaga dalam di bela diri Kungfu, tidak bisa dilepaskan dari istilah chikung. Chikung yang digunakan dalam kungfu dapat mengembangkan kemampuan yang menakjubkan. Contohnya, pendekar shaolin yang terkenal karena kebal pedang dan tombak.
Chikung berasal dari dua kata, yaitu chi dan kung. Kata chi mengandung arti udara, napas atau energi vital. Hal ini tidak terlepas dari pandangan hidup hanya dimungkinkan dengan adanya chi yang ada pada udara dan nafas. Chi terdapat di berbagai tempat di alam semesta. Tanpa chi tidak mungkin manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan bisa berkembang. Sementara, kata kung berarti latihan atau bekerja.
Chikung adalah latihan pengolahan pernapasan untuk melancarkan jalannya chi atau energi vital di dalam. Dari situ tercapai suatu keseimbangan selaras dengan prinsip Yin dan Yang yang menjamin berfungsinya semua organ tubuh secara normal atau sehat. Ada jalur energi seperti teori akupuntur yang diolah agar chi dapat mengalir secara lancar.
ADVERTISEMENT
Dalam praktik kungfu sendiri, seseorang dapat melemahkan lawan dengan menotok jalannya chi. Apabila jalan darah tersumbat, di bagian tersebut akan timbul pembengkakan atau pecahnya pembuluh darah. Bagian tubuh itu tidak akan mempunyai tenaga lagi untuk melakukan fungsinya.
Salah satu latihan chikung yang paling terkenal adalah Chikung Baju Besi (Iron Shirt Chikung). Latihan tersebut dikembangkan oleh para pendeta shaolin. Selain itu, ada salah satu aliran kungfu bernama Taichi Chuan yang mengambil beberapa gerakan chikung untuk menjadi senam kesehatan yang disebut Taichi.
Dari dua pemaparan dua prinsip tenaga dalam dari pencak silat Merpati Putih dan kungfu, terlihat keduanya sama-sama mengandalkan teknik olah napas. Bedanya, kungfu lebih memfokuskan pada pengetahuan soal letak energi-energi yang disebut sebagai chi. Sementara Merpati Putih, lebih berfokus pada cara bagaimana mengolah dan mengumpulkan energi tersembunyi dalam tubuh manusia.
ADVERTISEMENT