Menag Gus Yaqut Harap Masyarakat Tak Pilih Penceramah yang Ngomong Jorok

31 Mei 2021 19:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banner Acara Sosialisasi Program Penceramah Bersertifikat yang menampilkan logo MUI. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Banner Acara Sosialisasi Program Penceramah Bersertifikat yang menampilkan logo MUI. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Program Penguatan Kompetensi Penceramah Agama alias penceramah bersertifikat masih digelar Kemenag. Program itu kembali dibahas dalam rapat dengan Komisi VIII DPR hari ini.
ADVERTISEMENT
Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan melalui pelatihan ini diharapkan para penceramah agama memiliki pemahaman tentang moderasi beragama dan wawasan kebangsaan yang kuat.
"Jadi kompetensi penceramah ini sebenarnya tujuannya adalah bagaimana para penceramah ini memiliki pemahaman tentang moderasi beragama dan di saat yang sama memiliki pemahaman wawasan kebangsaan yang kuat," kata pria yang disapa Gus Yaqut itu dalam raker komisi VIII DPR, Senin (31/5).
Gus Yaqut menegaskan program ini bukan sertifikasi ulama seperti yang pernah ramai sebelumnya, tapi program agar materi penceramah moderat. Program ini juga diklaim berkoordinasi dengan seluruh ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah hingga MUI.
"Jadi bukan sertifikasi seperti yang dibayangkan. Jadi dai kemudian dikumpulkan sama Kemenag dikasih wawasan kebangsaan, dikasih moderasi kemudian diserahkan sertifikat kemudian sertifikat ini menjadi modal atau syarat gitu ya untuk berceramah, tidak seperti itu," kata dia.
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam rapat di DPR. Foto: Kemenag RI
'Tapi kita hanya memberikan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama, itu pun kita juga berkoordinasi dengan ormas-ormas Islam. Kita melibatkan NU, Muhammadiyah, MUI dan ormas-ormas Islam yang lain. Jadi bukan dilakukan oleh Kemenag sendiri," jelas dia.
Meski ada bimtek, politikus PKB itu menyebut masyarakat bebas memilih penceramah mana yang digunakan. Namun, ia berharap masyarakat tak memilih penceramah yang berkata jorok dan sebagainya setelah adanya bimtek tersebut.
"Kemudian ini akan kembali lagi kepada masyarakat memilih dai atau penceramah mana yang mau diundang. Jadi kalau masyarakat masih saja mengakomodir seperti yang tadi disampaikan Bu Lisda (anggota DPR), baik penceramah yang ngomong jorok, ngomong tidak jelas di tempat-tempat ibadah, ya itu maunya masyarakat. Tetapi bahwa pemerintah dan kita semua, saya kira berusaha untuk memberikan pemahaman atau tambahan wawasan kepada dai," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya bimtek, ia berharap penceramah agama dapat menyampaikan ajaran Islam yang penuh perdamaian dan cinta kasih.
"Agar ketika menyampaikan ajaran-ajaran Islam ini kepada publik itu benar-benar ajaran yang sesuai dengan agama Islam sendiri karena kita tahu agama Islam ini, agama yang penuh perdamaian, cinta kasih dan menolak hal-hal yang bersifat distruktif saya kira begitu, ini bagian dari upaya," tutup dia.