Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Mendagri Tito Bicara Polemik Mayor Teddy, Singgung Penembakan Shinzo Abe
19 Desember 2023 20:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menanggapi polemik kehadiran Mayor Teddy Indra Wijaya dalam barisan pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka saat debat pertama capres di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/12).
ADVERTISEMENT
Teddy merupakan TNI aktif yang bertugas sebagai ajudan Menhan Prabowo Subianto. Kemunculannya di barisan pendukung Prabowo itu memicu isu netralitas TNI.
Menanggapi hal itu, Tito yang pernah menjabat Kapolri menilai, tugas ajudan adalah sebagai pelindung paling depan yang menjaga keamanan pimpinannya.
"Menurut saya sebagai mantan Kapolri, ajudan itu bukan hanya mengurus surat-menyurat, tapi dia adalah pelindung paling depan untuk menjaga keamanan pimpinannya, untuk melindungi jika ada serangan," ujar Tito saat ditemui wartawan di Media Center Indonesia Maju, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
Tito pun menyinggung kasus penembakan mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe yang meninggal dunia pada 8 Juli 2022 silam akibat ditembak saat tengah berkampanye untuk politikus lokal di sebelah barat Kota Nara, sekitar 500 km dari Tokyo.
ADVERTISEMENT
Abe mengembuskan napas terakhir di usia 67 tahun. Informasi penembakan Shinzo Abe disampaikan lembaga penyiaran publik Jepang, NHK.
"Jangan lupa kita kasusnya Shinzo Abe, mohon maaf dengan segala hormat, terjadinya serangan itu ke dia, menurut saya pertama kali dalam sejarah Jepang, itu dia diserang saat kampanye," terang Tito.
"Enggak pernah menyangka sedikitpun ada serangan. Artinya, negara sehebat itu saja bisa kecolongan," lanjutnya.
Ia pun meminta agar publik tidak meremehkan serangan-serangan yang mungkin saja bisa terjadi seperti penembakan Shinzo Abe, terutama dalam kaitannya saat kontestasi Pilpres 2024 ini.
"Jadi jangan underestimate serangan dan teror itu. Apalagi figur capres ini calon pemimpin, yang bisa saja ada lawan politik, atau orang yang enggak suka," pungkasnya.
ADVERTISEMENT