Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Menelusuri Anggur Muscat yang Naik Daun di Tengah Terpaan Isu Zat Kimia
29 Oktober 2024 21:17 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Anggur Shine Muscat menuai perhatian masyarakat Indonesia setelah ditemukan di Thailand terdapat kandungan zat kimia/pestisida berlebih pada salah satu sampel buah impor tersebut.
ADVERTISEMENT
kumparan mencoba untuk menelusuri beberapa pasar di Jakarta. Termasuk mendatangi langsung supplier (pemasok) terbesar buah-buahan yang ada di Jakarta beserta sekitarnya, tepatnya di pasar buah di Jakarta Timur.
Dari hasil penelusuran, para pedagang mengaku sudah mengetahui informasi terkait penemuan zat pestisida berlebih di dalam buah anggur berwarna hijau tersebut, yang terjadi di Thailand.
Budi, pedagang kaki lima buah-buahan, mengatakan sudah bukan hal asing apabila di dalam buah-buah tersebut ditemukan zat kimia pestisida. Sebab zat kimia berbahaya tersebut bisa membuat buah anggur semakin manis.
“Sudah tahu, biasanya kan yang suntik pestisida itu biar anggurnya manis,” ucap Budi di Jakarta Timur, Selasa (29/10).
Salah satu petugas penerima stok buah di Pasar Jakarta Timur, sebut saja Tony, mengaku sebenarnya, dari anggur jenis Shine Muscat itu, diakui dia, memang mengandung bahan kimia tertentu, yang tujuannya agar buah itu awet dan tidak mudah busuk.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk kandungan zat pestisida, Tony mengaku tidak dapat memastikan. Karena semua tergantung dari petani di wilayah tersebut.
“Ya, kalau pengawet kan nggak kontak langsung, tetapi kalau pestisida kan tergantung petaninya. Jadi kita kurang tahu,” ungkap Tony.
Permintaan Pasar Yang Terus Meningkat pada Anggur Shine Muscat
Meskipun tengah viral soal isu pestisida, penjualan anggur Shine Muscat tetap laris di pasaran. Dalam seminggu, salah satu pedagang di pasar Jakarta Timur ini saja bisa mendistribusikan sekitar seribu karton ke toko-toko buah yang ada di Jakarta dan sekitarnya.
Bahkan sebenarnya permintaan pasar lebih besar dari stok yang tersedia.
“Nggak ada keluhan soal viral atau dampak dari kesehatan. Malah keluhan barangnya habis terus. Apalagi mereka kan sehari-hari pendapatan dari menjual buah ini,” ujar Roni, salah satu pedagang.
ADVERTISEMENT
Biasanya untuk toko buah berukuran kecil, kata Roni, dapat memborong 1-2 karton, yang berisikan 20 pack anggur Shine Muscat. Sementara untuk toko buah berukuran besar dapat memborong sekitar 50 karton.
Semua anggur Shine Muscat tersebut, ujar Roni datangkan langsung dari China. Ada distributor yang langsung mendatangkan dari China.
Harga juga anggur Muscat dari China ini lebih terjangkau pasar konsumen di Indonesia.
“Kalau di sini rata-rata dari China karena kalau dari Jepang atau Korea itu pasarnya nggak kuat. Biasanya kalau di China kita bisa jual 250.000/karton. Isinya total 10 pack dengan jumlah sekitar 5 kg. Per pack bisa isi 1/2 kg (500 gram),” kata dia.
Roni lalu bercerita, sebelum mendistribusikan ke toko-toko buah di Jabodetabek, dia selalu melakukan quality control dengan mencoba langsung anggur Shine Muscat yang datang. Biasanya, akan dipilih anggur Shine Muscat bercita rasa manis dan minim kerusakan pada kulitnya.
ADVERTISEMENT
Rasanya yang manis dan tidak ada biji, kata dia, menjadi salah satu alasan para distributor lebih suka memborong anggur Shine Muscat dibandingkan jenis anggur lainnya. Nantinya, stok-stok yang tersisa akan dijual kembali ke pedagang buah di pinggir jalan.
Harga Anggur Shine Muscat yang Beragam, Alasan Pembeli sering Memborong
Riki, pedagang kaki lima buah-buahan di depan salah satu Pasar di Jakarta Timur, mengaku menjual anggur Shine Muscat seharga Rp 35 ribu untuk setiap packnya.
Padahal di pasaran harga Shine Muscat dapat saja dia jual hingga Rp 50 ribu setiap packnya. Namun yang penting stok habis, dia memilih menjual lebih murah.
Adapun untuk anggur Shine Muscat asal Korea Selatan dan Jepang harganya relatif mahal hingga Rp 200.000 setiap packnya.
ADVERTISEMENT
“Karena pasar di sini ekonomi menengah ke bawah jadi agak sulit kalau menjual harga anggur yang relatif mahal,” tambah dia.
Anggur Muscat yang Manis Jadi Alasan
Harga anggur yang relatif murah dan tidak ada biji menjadi alasan Hana seringkali menyetok jenis anggur Shine Muscat di rumahnya. Dalam seminggu, Hana dapat menyetok 3-4 pack berisikan anggur Shine Muscat.
“Iya suka beli, kalau lagi promo bisa stock 3-4 pack. Biasanya buat konsumsi pribadi, kasih keluarga. Biasanya stock 1 pack buat di kantor,” kata Hana, konsumen anggur Muscat kepada kumparan
Bahkan Hana sengaja berpatungan dengan teman kantornya apabila ada diskon di toko grosir buah langganannya.
“Beli di supermarket sama di toko buah grosir langganan. Kalau di supermarket suka promo 100 ribu dapat 3, kalau di grosir langganan belinya bareng teman-teman jadi dapat harga grosir, yaitu Rp 300 ribu untuk 10 pack atau Rp 60.000/kg,” ujar Hana.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Hana mengatakan tidak pernah mengalami sakit pencernaan selama mengkonsumsi anggur Shine Muscat. Begitupula dengan anaknya yang dapat menghabiskan 1 pak anggur Shine Muscat seorang diri.
“Biasa ada gak ada dampak apa-apa, setiap konsumsi dicuci dulu buah-buahannya,” tuturnya.
Respons Pemerintahan Terkait Viralnya Penemuan Zat Pestisida di Anggur Shine Muscat
Kepala BPOM, Taruna Ikrar menyebut pihaknya akan bertindak menangani beredarnya anggur Muscat. Ia akan sampling ke pasar-pasar.
“Jawabannya kami bertindak kalau memang sudah masuk ke pasar Indonesia, tetapi kami akan berkoordinasi secara cepat dengan Badan Karantina di departemen pertanian karena ini kan masuknya ke Negeri kami lewat situ,” ujar Taruna di gedung DPR RI, Jakarta Pusat pada Selasa (29/10).
“Sekaligus Badan POM akan menjalankan tahapan berikutnya yaitu melakukan sampling ke beberapa toko-toko atau pasar-pasar yang bisa berdampak kepada masyarakat,” tandasnya.
ADVERTISEMENT