Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenang Sosok Azyumardi Azra dari Kaca Mata Para Tokoh
21 September 2022 5:52 WIB
·
waktu baca 7 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jenazah tiba dari kampus UIN Syarif Hidayatullah. Setibanya di TMP Kalibata, proses pemakaman secara militer langsung berlangsung. Jenazah Azyumardi Azra dimakamkan di Blok Z.
Sejumlah tokoh tampak hadir dalam pemakaman ini, di antaranya mantan Wakil Presiden Jusuf Kala, Kapolri Jenderal LIstyo Sigit Prabowo, hingga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Beberapa tembakan penghormatan diletuskan di atas pusara Azyumardi Azra sebelum almarhum dimasukkan ke liang lahat. Penimbunan jenazah dilakukan perwakilan keluarga dilanjut petugas pemakaman.
Setelahnya, pihak keluarga melakukan tabur bunga. Sementara doa dibacakan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nazaruddin Umar. Upacara pemakaman dipimpin oleh Menteri PMK Muhadjir Effendi.
Anies Kenang Azyumardi Azra: Penjaga Pilar Demokrasi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir menyalatkan jenazah Azyumardi Azra di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (20/9) pagi. Anies terlihat mengenakan baju koko berwarna biru dongker.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Anies mengenang Azyumardi Azra sebagai sosok pintar dengan ilmu yang luas dan mendalam.
"Begitu banyak kolega, umat, masyarakat yang hadir untuk menyalatkan Profesor Dr. Azyumardi Azra. Ini menandakan bahwa beliau selama hidupnya telah menyentuh begitu banyak orang lewat tulisan, pemikiran, pengajaran yang dilakukan selama ini," kata Anies di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (20/9).
"Kampus UIN ini salah bukti atas pengabdian nyata pada kemajuan ilmu, umat, bangsa dan negara. Almarhum yang terus menerus konsisten agar Indonesia kita tetap negeri yang maju dalam demokrasi yang terkonsolidasi," ujar Anies.
Pikiran-pikiran Azyumardi Azra diakui Anies membekas di benaknya. Ia menyebutkan Ketua Dewan Pers itu sebagai penjaga demokrasi bangsa.
"Beliau terus menerus dalam berbagai tulisan, kuliahnya, menyampaikan pentingnya menjaga agar demokrasi kita terus berkualitas, dan beliau tidak segan untuk melontarkan pikiran-pikiran yang mungkin terasa kurang nyaman bagi mereka-mereka yang mengganggu demokrasi kita. Jadi ini adalah salah satu penjaga pilar demokrasi dan kita semua kehilangan," kata Anies.
ADVERTISEMENT
Anies mengenang saat bersama Azyumardi Azra. Ia ingat betul kebiasaan Azra yang membawa tas paling kecil saat berpergian. Namun di balik kesederhanaannya itu, almarhum memiliki pemikiran yang luas.
"Banyak sekali saya berkegiatan, baik dulu masih di kampus, begitu juga beliau menjadi penasihat wapres, banyak kegiatan bersama-sama. Beliau itu sangat simpel. Kalau kita ingat beliau itu ke mana-mana tasnya paling kecil, bawaannya paling sedikit, tapi ilmunya paling banyak di antara semua. Jadi pribadi yang sangat sederhana, tapi memiliki pemikiran yang luas dan mendalam," tutur Anies.
Prabowo Kenang Azyumardi Azra: Tokoh Intelektual Islam dan Akademisi Terkemuka
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyampaikan ucapan duka atas berpulangnya Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra pada Minggu (18/9). Ia juga turut mengenang almarhum.
ADVERTISEMENT
Bagi Prabowo, Azyumardi bukan hanya sosok intelektual islam, tapi juga merupakan akademisi paling terkemuka di Indonesia. Hal itu menurutnya tampak dari sikap almarhum yang mengedepankan keyakinannya atas agama Islam yang sejuk dan mengutamakan toleransi antar sesama.
"Beliau adalah seorang tokoh intelektual Islam dan akademisi Indonesia terkemuka. Beliau selalu mengedepankan keyakinan beliau atas Agama Islam yang selalu moderat, sejuk, Rahmatan Lil Alamin, dan selalu mengutamakan moderasi, toleransi serta sifat yang selalu inklusif,” ujar Prabowo melalui keterangan tertulisnya, Selasa (20/9).
Tak hanya keluarga, Prabowo menyebut rasa kehilangan juga turut dirasakan oleh seluruh insan dan masyarakat Indonesia.
Karenanya, ia berharap almarhum dapat memperoleh tempat terbaik di sisi Allah SWT. Serta keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan ketabahan.
ADVERTISEMENT
"Bangsa kita telah kehilangan seorang tokoh nasional yang besar. Semoga arwah beliau diterima oleh Allah SWT, Allah Maha Kuasa dan diberikan tempat yang sebaik-baiknya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta ketenangan,” kata Prabowo.
Muhadjir Bicara Sosok Azyumardi Azra: Indonesia Telah Kehilangan Ilmuwan Hebat
Ucapan duka mendalam disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy kepada almarhum Prof Azyumardi Azra yang baru saja dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Selasa (20/9) pagi.
"Saya mewakili diri pribadi atau pemerintah mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Dr Azyumardi Azra," katanya usai melakukan tabur bunga di atas pusara mendiang Prof Azyumardi Azra.
Atas kepergian Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah itu, kata Muhadjir, kini Indonesia telah kehilangan salah satu cendekiawan muslim hebat. Muhadjir memandang mendiang Azyumardi Azra sebagai salah satu ilmuwan yang memiliki reputasi akademik dan integritas intelektual yang sudah tidak diragukan lagi.
ADVERTISEMENT
"Kita sangat kehilangan atas perginya beliau, karena khazanah intelektual yang telah beliau bangun sangat bermakna sekali bagi kemajuan bangsa Indonesia ini, terutama dalam ilmu sosial dan kebudayaan," ujar Muhadjir.
Muhadjir menuturkan Azyumardi Azra merupakan sosok yang cukup dekat dan menjalin hubungan yang cukup baik dengan dirinya. Dia mengaku sering melakukan diskusi-diskusi terkait dunia keilmuan bersama almarhum.
"Saya kebetulan seumur dengan beliau terpaut satu tahun, lebih tua sedikit beliau. Selama ini memang memiliki hubungan yang sangat baik karena saudara juga tahu bahwa saudara Azyumardi Azra ini memilik wawasan yang sangat luas menjalin hubungan yang sangat banyak salah satunya saya," katanya.
Terlebih, lanjut Muhadjir, saat dirinya bersama almarhum Azra masih sama-sama menjadi rektor perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
"Dulu kita sama-sama bersinergi ketika beliau menjabat sebagi Rektor UIN Syarif Hidayatullah dan saya menjadi rektor di salah satu perguruan swasta di Malang, kita saling cocok-cocokan dan berkomunikasi bagaimana cara membangun sebuah perguruan tinggi yang hebat," ungkapnya.
JK Kenang Azyumardi Azra: 10 Tahun Jadi Staf Wapres, Selalu Beri Saran Baik
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden ke-10 dan 12, Jusuf Kalla, turut hadir dalam prosesi pemakaman Ketua Dewan Pers Prof. Azyumardi Azra di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Senin (20/9) pagi.
JK datang melayat untuk memberi penghormatan terakhir pada cendekiawan yang selama 10 tahun menjadi stafnya ketika menjabat Wapres. Dengan mengenakan peci hitam dan baju batik warna coklat, JK tampak khusyuk memanjatkan doa.
JK kemudian berdiri dari tempat duduknya dan bergerak menuju makam untuk menabur bunga. Di pusara Azyumardi, JK kembali khusyuk memanjatkan doa.
ADVERTISEMENT
"Innalillahiwainnailaihi ra'jiun. Dalam kesempatan ini kami semua tentu merasa sedih dan berbelasungkawa atas berpulangnya tokoh kita, tokoh dunia, tokoh masyarakat, tokoh ulama yang telah berbakti kepada bangsa demikian banyaknya," kata JK usai menabur bunga.
"Dan kita harapkan kita semua mendoakan akan arwah beliau di sisi Allah SWT agar diberi tempat yang tinggi," sambungnya.
JK pun mengenang kebersamaannya dengan mantan Rektor Universitas Syarif Hidayatullah itu. Selama 10 tahun menjadi staf Wapres, JK mengakui kehebatan daya berpikir Azyumardi dalam membantu memecahkan permasalahan bangsa.
"Beliau ini 10 tahun menjadi staf saya di wakil presiden kedua kalinya. Pak Azra ini selalu memberikan saran-saran, uraian-uraian atau analisa yang baik untuk masalah kemasyarakatan, masalah sosial, keagamaan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
JK berharap kontribusi mendiang dalam membantu mengentaskan permasalahan-permasalahan negara dapat menjadi amal jariyah yang membawanya di sisi terbaik Allah SWT.
Azyumardi Azra di Mata Alwi Shihab dan Lukman Hakim
Ketua Dewan Pers, Azyumardi Azra dimakamkan dengan prosesi militer di TMP Kalibata, Jakarta pada Selasa (20/9) sekitar pukul 8.50 WIB.
“Konsen beliau itu luar biasa dan beliaulah yang memberikan landasan akademik tentang apa dan mengapa Islam nusantara itu. Artinya bagaimana islam diterapkan di nusantara ini,” kata Lukman Hakim di TMP Kalibata pada Selasa (20/9).
“Tentu kami semua ikut bersimpati, berempati atas kepulangan almarhum, tentu kita kehilangan, bersedih, tapi yakinlah bahwa almarhum yang sekarang sedang berpulang itu berpulang dengan sepenuh bahagia,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Lukman mengatakan, spirit perjuangan almarhum yang selalu berbicara mengenai tentang kemanusiaan harus terus dilanjutkan.
“Jadi beliau selalu berbicara tentang kemanusiaan. Jadi titik tolak beliau berpijak, orientasi arah yang harus dituju adalah selalu arah kemanusiaan karena beliau meyakini betul agama itu untuk memanusiakan manusia,” kata Lukman.
“Kalau beliau berbicara tentang keadilan tentang HAM, tentang demokrasi, kebebasan berpendapat, berserikat, dan seterusnya itu hakikatnya adalah bagaimana agar sisi-sisi kemanusiaan itu tidak tercerabut dari setiap kita. Dan itu adalah esensi agama. Itulah yang buat saya harus dilanjutkan oleh kita-kita,” tutupnya.
Pandangan serupa disampaikan mantan Menteri Luar Negeri, Alwi Shihab. Alwi Shihab bersama Amin Abdullah dan Azyumardi Azra, selama dua bulan lebih pernah bertolak ke daratan Eropa dan Amerika untuk menghadiri sebuah forum keilmuan.
ADVERTISEMENT
Ketiga cendekiawan asal Indonesia itu diminta menjelaskan hakikat dan inti Pancasila di hadapan perwakilan negara-negara lain.
Selama dua bulan itulah mereka selalu bersama dan melakukan interaksi. Hal ini tentu membuat mereka saling mengetahui kebiasaan satu sama lain dan karakter masing-masing. Selama itu pula, Alwi Shihab akhirnya mengakui betapa luar biasanya sosok Azyumardi Azra.
Menurutnya, Azyumardi Azra merupakan orang yang sangat disiplin dan tidak suka membuang-buang waktu. Jarang sekali dirinya melihat mendiang bersantai-santai, ketika ada waktu luang, mendiang lebih senang memanfaatkannya dengan belajar.
"Kami banyak sekali belajar dari beliau. Jadi selama 2 bulan saya tiap hari bersama dengan almarhum dan memang almarhum ini sangat disiplin dalam kehidupannya, paling tidak sangat disiplin membaca menulis dan tak ada waktu untuk main-main," tuturnya.
ADVERTISEMENT