Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengingat 20 Tahun Tragedi 9/11, Ketika Teroris Al-Qaeda Meneror Amerika Serikat
11 September 2021 10:00 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Tak terlintas di benak warga Amerika Serikat , tanggal 11 September 2001 akan menjadi salah satu hari terburuk penuh teror yang pernah dialami negara Adidaya ini.
ADVERTISEMENT
Insiden terorisme ini menewaskan hingga hampir 3.000 jiwa dan meninggalkan luka mendalam, bahkan hingga 20 tahun setelahnya.
Pagi itu, tepat 20 tahun yang lalu, empat pesawat penerbangan komersial dibajak oleh teroris Al-Qaeda. Setiap kelompok pembajak memiliki satu orang yang telah mengambil pelatihan penerbangan, demi mengambil alih kendali pesawat yang akan menebar terori di tanah Paman Sam.
Pada pukul 08.46 pagi, pesawat Boeing 757 American Airlines Flight 11 menghantamkan diri ke Menara Utara World Trade Center (WTC) di New York City. WTC saat itu merupakan lambang kegagahan dan modernitas bangsa Amerika Serikat.
Tabrakan di Menara Utara tersebut memicu api yang besar di lantai 93-99, menewaskan para penumpang, warga sipil yang tengah berkantor, serta para teroris. Mereka yang berada di lantai-lantai atas terperangkap tak mampu menyelamatkan diri akibat rusaknya tangga darurat.
ADVERTISEMENT
Belum usai keterkejutan warga, 17 menit kemudian, pesawat Boeing 757 United Airlines Flight 175 menghantam lantai 60 Menara Selatan WTC. Dua dari tiga tangga darurat hancur.
Kurang dari dua jam, menara kembar bertingkat 110 lantai itu runtuh akibat kerusakan fatal pada struktur bangunan. Menara Selatan runtuh pada pukul 09.59 pagi waktu setempat setelah terbakar selama 56 menit. Api dipicu oleh tabrakan serta ledakan dari bahan bakar pesawat.
Setengah jam berselang, Menara Utara pun runtuh usai sempat terbakar selama 102 menit. Reruntuhan menara ini menyebabkan kerusakan berat pada gedung 7 WTC di Kompleks WTC.
Jalanan di sekitar kompleks dipenuhi abu, debu, serta puing-puing bangunan. Situasi saat itu begitu kacau, dipenuhi oleh warga yang mencoba menyelamatkan diri dari petaka tersebut.
ADVERTISEMENT
Serangan para teroris Al-Qaeda tak hanya sampai di situ. American Airlines Flight 77, yang berangkat dari Bandara Internasional Dulles, dibajak.
Sisi barat Pentagon dihantam pesawat Boeing 757 itu pada pukul 09.37 pagi, hanya setengah jam setelah serangan kedua. Serangan markas besar militer AS yang berlokasi di Arlington County, Virginia, itu menewaskan hingga lebih dari 100 jiwa.
Pesawat keempat dan terakhir, yaitu United Airlines Flight 93, dibajak dan diterbangkan ke arah Washington DC. Penerbangan ini tidak mencapai target mereka karena sudah lebih awal jatuh di Shanksville, negara bagian Pennsylvania, pada pukul 10.03 pagi.
Para penumpang Flight 93 diketahui melawan para pembajak dan mencoba untuk mengambil alih penerbangan. Pesawat ini berhasil dialihkan dari target. Sayangnya, burung besi ini jatuh di sebuah ladang dan menewaskan seluruh penumpang, awak, serta para pembajak.
ADVERTISEMENT
Para penyelidik memperkirakan, target dari Flight 93 ini adalah Gedung Putih atau Gedung Capitol AS.
Akibat dari insiden beruntun ini, total 2.996 orang tewas, termasuk para teroris. Sedangkan 6.000 lebih warga lainnya terluka. Total korban jiwa ini meliputi 265 jiwa di keempat pesawat, 2.606 jiwa di WTC dan area sekitarnya, serta 125 jiwa di Pentagon.
Sebagian besar dari korban tewas adalah warga sipil. Sementara 340 korban tewas merupakan pemadam kebakaran, 72 orang petugas penegak hukum, 55 personel militer, serta 19 teroris.
Di New York City sendiri, 90 persen karyawan dan pengunjung yang tewas di menara-menara WTC itu berada di lokasi hantaman pesawat atau di lantai atas. Di Menara Utara, 1.355 orang itu terperangkap dan tewas akibat menghirup asap kebakaran, terjatuh atau melompat keluar dari jendela, dan terbunuh ketika menara itu runtuh.
ADVERTISEMENT
Sementara di Menara Selatan, 630 orang tewas. Tangga darurat yang masih bisa diakses membuat 14 orang yang berada di lokasi kejadian mampu menyelamatkan diri. Jumlah korban tewas di menara ini jauh lebih sedikit dibandingkan Menara Utara, karena para penghuninya sudah lebih dulu mengevakuasi diri sebelum kejadian terjadi.
Al-Qaeda, Otak dari Serangan 9/11
Meskipun sempat menyangkal, Osama bin Laden pimpinan kelompok teroris Al-Qaeda akhirnya mengakui keterlibatan dirinya pada 2004, tiga tahun setelah insiden nahas tersebut terjadi.
Aksi teror ini dilakukan oleh warga negara Arab Saudi dan warga negara-negara Arab lainnya. Osama bin Laden, yang saat itu merupakan buronan AS, mendanai serangan mematikan tersebut.
Osama bin Laden, pendiri dan pimpinan Al-Qaeda, tentunya tidak sendiri. Serentetan serangan itu direncanakan oleh Khalid Sheikh Mohammed.
ADVERTISEMENT
Al-Qaeda serta bin Laden mengatakan motif-motif penyerangan kepada AS adalah tindakan AS yang mendukung Israel, kehadirkan tentara AS di Arab Saudi, serta sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Irak.
Para pembajak dari Al-Qaeda ini tiba di AS sejak 2000 hingga musim semi 2001. Dalam meluncurkan aksinya, mereka mengambil latihan penerbangan serta berlatih untuk bisa menyatu dengan keramaian, berperilaku layaknya warga AS.
Sejumlah pelaku pembajakan ini menerima paspor dari pejabat-pejabat Arab Saudi yang korup dan menggunakan paspor palsu untuk bisa memasuki tanah AS.
Serangan ini memicu murka Presiden AS saat itu, George W Bush. Ia bersumpah akan membalas tindakan keji para teroris ini. Amarah Bush berujung pada invasi tentara AS dan sekutu di Afghanistan.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Al-Qaeda menjadikan Afghanistan, yang dikuasai Taliban, sebagai tempat perlindungan mereka. Kelompok Taliban pun menolak untuk menyerahkan bin Laden kepada AS, yang diduga berada di Afghanistan.
Seluruh jaringan Al-Qaeda dibasmi oleh AS. Taliban pun dilengserkan dari kekuasaannya di tahun yang sama. Misi awal Amerika Serikat saat itu adalah memburu bin Laden.
Pasukan AS baru berhasil membunuh Osama bin Laden pada 2 Mei 2011, hampir 10 tahun usai terjadinya serangan teroris terburuk sepanjang sejarah AS.