Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Mengupas Histori Masjid Kari Turki, dari Gereja Romawi Jadi Museum hingga Masjid
7 Mei 2024 12:58 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Masjid Kari atau Kariye dalam bahasa Turki adalah salah satu monumen bersejarah di Istanbul. Pada Senin (6/5) bangunan ini kembali menjadi masjid.
ADVERTISEMENT
Sempat digunakan sebagai gereja istana dan kapel pada zaman Romawi Timur, Masjid Kari merupakan bangunan langka yang kaya akan latar belakang sejarah.
Seperti apa historinya?
Dikutip dari situs resmi Masjid Kari, sejarah nama "Kariye" masih menjadi misteri, namun ada dua teori umum mengenai asal-usul nama itu.
Teori pertama berkaitan dengan makna mistik kata "Kariye" yang terkait dengan penyelamat Yesus Kristus. Kata sifat "Khora" menunjukkan wilayah yang melampaui batasan konvensional, menggambarkan ketidakterbatasan Tuhan.
Teori kedua menghubungkan nama ini dengan lokasinya di luar tembok Konstantinus.
Menurut Department of History of Art and Architecture, Harvard University, nama "Khora" berasal dari kata Yunani untuk "kota" dan merujuk pada lokasi awal gereja di pedesaan di luar kota.
ADVERTISEMENT
Pendirian awal Masjid Kari juga masih menjadi perdebatan. Salah satu teori menyebutkan bahwa bangunan ini didirikan oleh paman Theodora I pada 530, tetapi tidak ada bukti kuat yang mendukung hal ini. Teori lain mengatakan bahwa biara ini dibangun oleh jenderal Heraclius, Krispos.
Bangunan ini mengalami kerusakan parah selama periode "ikonoklas" ketika penentang anti-lukisan menghancurkan mosaik dan lukisan dinding. Kemudian direkonstruksi oleh pendeta agung Michael Synkellos pada 813, setelah periode ikonoklas.
Pada abad ke-11, gereja itu dibangun kembali oleh Maria Doukaina, ibu mertua Alexius I Comnenus, dalam bentuk salib bertulis yang umum pada gereja-gereja Bizantium atau Romawi Timur pada masa itu.
Pada awal abad ke-12, gereja mengalami kerusakan sebagian akibat gempa bumi. Bangunan yang berdiri saat ini sebagian besar merupakan hasil dari pembangunan tahap ketiga yang selesai dua abad kemudian.
ADVERTISEMENT
Ketika Ottoman menaklukkan Istanbul pada 1453, Gereja Khora adalah salah satu gereja pertama yang direbut.
Pada tahun 1511, Masjid Kari dibangun oleh Atik Ali Pasha, salah satu perdana menteri agung Sultan Beyazid II (1495-1512), dan dipulihkan menjadi masjid.
Masjid itu kemudian menjadi disebut Kariye Camii, dan elemen seperti mihrab, mimbar, dan menara ditambahkan ke dalam strukturnya. Istilah "Kariye" adalah nama lingkungan di sekitarnya.
Bangunan ini kemudian mengalami serangkaian perbaikan dan pemugaran selama berabad-abad.
Pada 1945, Masjid Kari diubah menjadi museum dan dipugar kembali oleh Direktorat Yayasan antara 1945-1946.
Kemudian program restorasi disponsori oleh Thomas Whittemore dan Paul A. Underwood dari Institut Bizantium Amerika dan Pusat Studi Bizantium Dumbarton Oaks pada 1948.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, bangunan tersebut digunakan sebagai museum dan dibuka untuk umum pada 1958 dengan nama Kariye Müzesi.
Agustus 2020, di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan, Kariye dipindahkan ke Kepresidenan Urusan Agama dan diubah kembali menjadi masjid.
Perubahan ini dikritik oleh Kementerian Luar Negeri Yunani dan umat Kristen Ortodoks Yunani dan Protestan. Mereka menganggap perubahan ini sebagai upaya untuk mengkonsolidasikan dukungan konservatif terhadap pemerintahan Erdogan.
Meskipun museum tersebut memainkan peran penting dalam menarik wisatawan dan memperkaya warisan budaya Istanbul, transformasi kembali menjadi masjid menuai kontroversi.
Pemugaran terbaru telah dilakukan untuk membuat Masjid Kari layak ibadah.
Erdogan kembali membuka Masjid Kari lewat upacara yang dihadirinya dari jauh, tepatnya dari tempatnya berkantor di ibu kota Ankara. Sama seperti Hagia Sophia, Masjid Kari berada di Istanbul.
ADVERTISEMENT