Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Menhub: Manajemen on Traffic Angkasa Pura Bisa Dideteksi 6 Jam Sebelum Delay
29 Maret 2024 19:16 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sistem terbaru dari Angkasa Pura Indonesia yakni Monitoring Manajemen on Traffic dapat mendeteksi pergerakan arus lalu lintas hingga 6 jam sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Saya apresiasi Angkasa Pura Indonesia sudah membuat suatu sistem monitoring manajemen on traffic yang bisa mendeteksi apa yang akan terjadi pada beberapa jam mendatang, sehingga bisa diantisipasi jumlah yang akan datang, delay, dan sebagainya," ujar Budi Karya dalam konferensi pers di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (29/3).
Budi Karya meminta agar data dari monitoring tersebut diberikan kepada operator agar potensi delay dapat ditekan dengan baik.
"Oleh karena itu saya harap data itu di-share ke operator, supaya mereka tahu bahwa apa yang mereka lakukan harus di-improve, sehingga delay-nya itu bisa ditekan dengan baik," ucap Budi.
Selama ini, menurut Budi, potensi delay keberangkatan penerbangan baru bisa diketahui setelah terjadi.
Namun dengan monitoring dari sistem manajemen on traffic, pergerakan arus lalu lintas dan potensi delay dapat diketahui 6 jam sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Selama ini kita baru tahu kalau delay setelah terjadi. Kalau ini dipantau mana pesawat-pesawat yang potensi delay, itu dipantau dari pergerakan bisa 6 jam sebelumnya," tuturnya.
"Kita perkirakan saat titik itu, dia delay setengah jam dan sebagainya, sehingga trafficnya bisa kita kontrol," tambahnya.
Ia juga mencatat, pada pukul 14.00, biasanya terjadi penumpukan arus lalu lintas udara. Maka maskapai, Angkasa Pura dan Airnav harus melakukan koordinasi agar penumpukan tidak terjadi dalam satu waktu.
"Dalam catatan, jam 2 (siang) itu biasanya terjadi penumpukan. Oleh karenanya, kepada maskapai dan Angkasa Pura serta Airnav melakukan suatu koordinasi agar penumpukan tidak terjadi di satu waktu tertentu. Jadi kalau memang tidak mampu dilakukan pada satu waktu, bisa digeser," pungkasnya.
ADVERTISEMENT