Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Menkes Beberkan 4 Strategi Menghadapi Potensi Pandemi di Masa Depan
15 Desember 2023 21:09 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin membeberkan empat strategi jika Indonesia menghadapi pandemi seperti Covid-19 di masa depan. Budi menuturkan, melawan pandemi virus seperti perang.
ADVERTISEMENT
"Perang itu yang dihadapi manusia ada tiga jenis. Pertama perang dengan alam. Kedua, perang sesama manusia. Dan ketiga perang menghadapi patogen atau pandemi," kata Budi dalam diskusi di Media Center Indonesia Maju dikutip Jumat (15/12).
Budi menjelaskan, dari semua perang yang dihadapi manusia, perang melawan patogen paling berbahaya karena angka kematian paling tinggi.
Budi mencontohkan pandemi Black Death atau Maut Hitam yang melanda Eropa, Asia, dan Afrika Utara antara 1347-1353. Diperkirakan 200 juta jiwa meninggal akibat bencana ini.
4 Strategi Menghadapi Pandemi
Eks Wakil Menteri BUMN ini mengatakan, strategi pertama yang perlu dilakukan untuk perang melawan pandemi adalah menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten.
"Kita perlu siapkan orangnya. Tenaga cadangan kesehatan, sama seperti militer. Kita bikin juga cadangan kesehatan secara digital. Jadi kita catat secara digital orang-orang kita yang punya pengalaman menghadapi bencana tuh bagaimana dan siapa. Dan itu bisa dipanggil at any time," jelas Budi.
ADVERTISEMENT
Strategi kedua adalah mempersiapkan senjata terbaik melawan pandemi seperti dengan melengkapi alat kesehatan.
"Kalau pertahanan nembak pakai senjata, kesehatan nembaknya pakai suntikan. Jadi kalau pertahanan punya pabrik senjata, kita (kesehatan) punya pabrik alat suntik, RnD (Research and Development), segala macam, kan gitu," ujar Budi.
Strategi selanjutnya melawan potensi pandemi adalah dengan meningkatkan pengawasan seperti menyiapkan PCR lab di 416 kabupaten dan 98 kota di seluruh Indonesia.
Sementara strategi terakhir adalah menyiapkan amunisi senjata pamungkas seperti Teknologi DNA rekombinan dan lainnya.
"Lab itu intel kesehatan untuk melihat virusnya datang dari mana. Kita juga perlu ada Laboratory Genomic Sequencing. Jadi kalau kita sudah tahu musuh-musuh kita yang buat ratusan juta orang mati dari hewan, kita sudah siapkan strateginya Integrated One Health," kata Budi mengakhiri.
Covid-19 pertama kali dideteksi di RI pada 2 Maret 2020. Pada 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagai provinsi paling terpapar.
ADVERTISEMENT
Pemerintah melakukan berbagai kebijakan penanganan seperti Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pemberian insentif bagi masyarakat dan pelaku, dan pemberian vaksin agar pandemi dapat teratasi dan perekonomian tetap terjaga.
Penanganan pandemi pemerintah RI mendapat apresiasi World Health Organization (WHO).
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, Indonesia memiliki penanganan yang baik dalam COVID-19. Begitu pula dengan cakupan vaksinasi COVID-19.
Selain WHO, pujian datang dari Johns Hopkins University (JHU) yang menyebut Indonesia salah satu negara yang terbaik dalam menekan infeksi akibat SARS-CoV-2.