Menkes: Vaksin Kanker Payudara Belum Ada, PCV dan Rotavirus Digalakkan Bertahap

22 April 2022 13:38 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dan rapat dengar pendapat dengan Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dan rapat dengar pendapat dengan Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkap sudah ada tambahan imunisasi dasar lengkap bagi anak. Hal ini penting terkait dengan angka kematian anak dan ibu yang tinggi.
ADVERTISEMENT
"Tadinya kita ada 11 masuk imunisasi dasar lengkap. Dalam 15 bulan saya di kementerian saya melihat bahwa intervensi kesehatan yang lebih murah itu di hulu, bukan di hilir," kata Menkes dalam jumpa pers virtual, Jumat (22/4).
Menkes menjelaskan, ada dua masalah besar kesehatan di Indonesia, yaitu kematian ibu dan kematian anak. Kematian ibu karena kanker tinggi dan penyebab kematian tertingginya itu kanker payudara dan serviks (leher rahim).
Ilustrasi kanker serviks. Foto: Iryna Inshyna/Shutterstock
Kalau anak kematian paling tinggi karena infeksi dan infeksi yang paling tinggi adalah diare dan pneumonia.
"Untuk breast cancer belum ada vaksinnya, tapi kalau serviks sudah ada (vaksin) HPV. Kematian anak tinggi kalau pneumonia ada Pneumococcus Conjugates Vaccine (PCV), kalau diare ada (vaksin) rotavirus," tutur Menkes.
ADVERTISEMENT
Untuk PCV, karena sudah ada di program dan masuk tahun kedua sudah dilakukan di seluruh Indonesia. Sementara dua lainnya belum berlaku di merata.
"Karena baru masuk tahun pertama ini, belum di seluruh kabupaten/kota," tutup Menkes.