Menlu Retno: Banyak Kepala Negara Akan Hadiri Pelantikan Prabowo

16 Oktober 2024 9:42 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Praktisi Politik Gus Ipang bersama Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad mewawancari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Program Info A1 kumparan di Gedung Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (14/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Praktisi Politik Gus Ipang bersama Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad mewawancari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Program Info A1 kumparan di Gedung Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (14/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkap akan banyak kepala negara yang akan hadir di pelantikan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober 2024.
ADVERTISEMENT
Retno mengatakan, sejauh ini yang sudah dipastikan hadir yakni negara-negara ASEAN, China hingga Australia.
"Oh banyak,tadi pagi baru diberi tahu oleh tim. Siapa saja yang confirm sudah cukup banyak, sih. Karena beliau cukup banyak bertandang ke negara-negara ASEAN, kan. Ke Tiongkok, ke Australia ada beberapa akan banyak yang akan hadir," kata Retno dalam talkshow Info A1 kumparan, dikutip Selasa (15/10).
Praktisi Politik Gus Ipang bersama Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad mewawancari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Program Info A1 kumparan di Gedung Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (14/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Retno menyebut, kehadiran para kepala negara itu menunjukkan hubungan awal yang baik sehingga harus perlu dijaga dan dikelola dengan baik pula.
Ia menambahkan, hubungan baik dengan negara-negara lain bukan dibangun dengan waktu yang singkat.
"Itu adalah awal. Semua itu akan tergantung bagaimana kita mengelola hubungan itu karena hubungan memang harus dikelola dengan baik. Kalau ada hubungan dengan baik itu bukan jatuh dari langit itu adalah upaya mengelola," ujar Retno.
ADVERTISEMENT
"Sejak hari H, katakanlah H+1 misalnya, hitungan 20 Oktober sampai lima tahun ke depan. Term-nya setiap lima tahun itu harus dikelola karena kalau tidak dikelola suatu saat bisa derail," lanjutnya.