Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Menlu Retno Bongkar Siapa Lima 'Dewa' Penentu Hitam Putih Dunia
16 Oktober 2024 14:06 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menlu Retno Marsudi mengakui ada negara-negara yang punya peran besar untuk menyelesaikan konflik dunia. Dia bahkan menyebut negara-negara itu sebagai 'dewa'
ADVERTISEMENT
Dalam talkshow Info A1 yang tayang di YouTube kumparan Retno menyinggung mengenai konflik-konflik yang terus terjadi di dunia. Kemudian dia menyebut hanya Dewan Keamanan PBB yang mampu mengeluarkan resolusi yang bersifat mengikat secara hukum untuk menghentikan konflik.
“Dewan Keamanan PBB terdiri dari 15 negara, 10 di antaranya dipilih secara bergilir, sedangkan 5 lainnya adalah anggota tetap dengan hak veto. Inilah lima dewa yang bisa menentukan hitam atau putihnya dunia,” jelas Retno.
Lima negara anggota tetap DK PBB yang dimaksud Retno sebagai “dewa” ialah:
1. Amerika Serikat
2. Rusia
3. China
4. Inggris
5. Prancis
Namun, Retno menyoroti masalah mendasar dalam sistem Dewan Keamanan, yakni hak veto yang sering kali digunakan untuk menggagalkan resolusi keras yang bisa menghentikan perang atau pelanggaran hukum internasional.
ADVERTISEMENT
“Setiap kali ada draft resolusi yang keras, selalu ada yang veto. Kalau sudah veto kan sudah selesai. Muter gitu aja,” katanya.
Salah satu pemegang veto di DK PBB bahkan berulang kali mengeluarkan veto demi mewujudkan gencatan senjata di Gaza. Wilayah Palestina itu selama setahun terakhir diserang Israel.
Retno mengaku meskipun Indonesia selalu berusaha maksimal dalam memengaruhi keputusan internasional, ada batasan yang tak bisa dilewati karena Indonesia bukan pemegang veto.
“Kadang-kadang, kita sampai ditanya oleh publik. Bu, masa Indonesia enggak bisa ngapa-ngapain, sih, Bu? Kita selalu berusaha apa yang kita bisa lakukan, maksimal yang bisa kita lakukan, kita lakukan. Tapi ada hal yang tak bisa kita lakukan. Misalnya, kan kita bukan pemegang veto,” tambahnya.
Menlu RI 10 tahun terakhir itu juga menyerukan pentingnya tekanan global terhadap negara-negara pemegang hak veto di Dewan Keamanan PBB agar mereka lebih memperhatikan keadilan dan kemanusiaan dalam setiap keputusan yang diambil.
ADVERTISEMENT
“Memang kita harus bersuara terus-menerus kencang terus-menerus. Karena sekali yang saya persoalkan ada dua hal justice, keadilan, dan kemanusiaan. Saya tahu politik, saya paham, but then again, please consider keadilan dan kemanusiaan,” tegasnya.
Palestina di Bawah Bayang-bayang Veto AS
Menlu Retno bukan satu-satunya yang mengkritisi penggunaan hak veto. Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, juga pernah menyampaikan strateginya dalam menghadapi veto Amerika Serikat terkait pengakuan kemerdekaan Palestina.
Menurut Mansour, dukungan dari 149 negara yang mengakui kemerdekaan Palestina bisa memberikan tekanan signifikan kepada AS.
“Kita perlu meyakinkan mereka, dan jika mereka masih belum yakin, kita perlu meningkatkan tekanan (terhadap negara pemegang veto, terutama AS),” kata Mansour saat berkunjung ke kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta.
ADVERTISEMENT