Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mensesneg Bakal Audit BLU GBK-Kemayoran: Setoran ke Negara Sedikit
13 November 2024 12:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengatakan saat ini kementeriannya akan melakukan proses audit dengan menginventarisir ulang Badan Layanan Umum (BLU) Gelora Bung Karno dan Kemayoran. Salah satu penyebab utamanya karena setoran ke negera dinilai kurang.
ADVERTISEMENT
“Dua BLU ini dalam waktu dekat sedang kami inventarisir untuk kami tinjau ulang seluruh perjanjian-perjanjiannya,” kata Prasetyo dalam rapat bersama Komisi XIII DPR RI, Rabu (13/11).
Temuan sementara, Prasetyo menyebut GBK dan Kemayoran kurang setoran kepada negara. Sehingga perlu ada perbaikan kontrak antara pengelola dan mitra kerja.
“Yang sepintas kami pelajari bahwa perlu ada perbaikan dari sisi pembagian atau kontrak-kontrak kerja yang kami merasa belum banyak atau terlalu sedikit manfaat dari sisi ekonomi yang dihasilkan dan disetorkan kepada negara,” katanya.
Di sisi lain, Prasetyo mengatakan tahun ini juga bertepatan dengan habisnya kontrak pengelolaan dua BLU tersebut dengan para mitra kerjanya. Momentum ini juga bisa dijadikan Prasetyo untuk membenahi seluruhnya manajemen BLU GBK dan Kemayoran.
ADVERTISEMENT
“Kebetulan juga dua BLU ini sudah habis, beberapa habis masa kontraknya yang kami mohon izin dalam waktu cepat, di bulan ini kami akan selesaikan semuanya,” tuturnya.
BLU Kemayoran meliputi Pusat Pengelolaan Kompleks Kemayoran (PPKK) yang meliputi kawasan Hutan Kota Kemayoran, Golf Bandar Kemayoran, Pasar Mobil Kemayoran, Masjid Akbar Kemayoran, dan Masjid Al-Ihsan Kemayoran.
Kawasan ini memiliki luas 450 hektare yang terdiri dari Blok A (Hunian), Blok B (Perkantoran), Blok C (Niaga), dan Blok D (Ruang Hijau).
Sementara GBK meliputi seluruh unit usaha yang meliputi Kompleks Kawasan PPK Gelora Bung Karno mulai dari Stadion Utama Gelora Bung Karno hingga Hotel Sultan yang masih sengketa hingga saat ini.