Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menteri LHK: 95% Hutan Gambut di SM Rawa Singkil Aceh dalam Kondisi Utuh
9 Agustus 2024 11:32 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menegaskan bahwa lebih dari 95% dari Suaka Margasatwa Rawa Singkil (SMRS) yang luasnya lebih dari 82 ribu hektare di Aceh – masih dalam kondisi utuh.
ADVERTISEMENT
Suaka margasatwa ini merupakan komponen penting dari Kawasan Ekosistem Leuser yang luas, yang mencakup lebih dari 2,6 juta hektare.
Ekosistem ini telah memenuhi target iklim FOLU Net Sink jauh sebelum batas waktu tahun 2030.
“Saat ini kami sedang menangani kurang dari 5% dari luas Suaka Margasatwa Rawa Singkil, yang berupa vegetasi non-hutan yang terkena dampak perambahan dan masalah lainnya, melalui penegakan hukum kolaboratif dan keterlibatan masyarakat,” kata Menteri Siti Nurbaya seperti dikutip dari keterangannya di situs Kementerian LHK, Jumat (9/8).
“Pada saat ini Tim Gakkum terpadu sudah beberapa minggu ada di lapangan dan saya dilaporkan secara berkala dari lapangan,“ ujar dia.
Dari laporan lapangan Menteri Siti mencatat bahwa revegetasi alami sedang mengalami kemajuan usai perambahan di beberapa bagian vegetasi non-hutan, yang akan dilengkapi dengan pengayaan spesies vegetasi lokal. “Sedangkan untuk kawasan vegetasi non hutan yang ditanami kelapa sawit akan kami restorasi secara bertahap,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menteri Siti memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyoroti temuan analisis NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) di Suaka Margasatwa Rawa Singkil yang dilakukan tim KLHK.
“Analisis satelit resolusi tinggi dan pemeriksaan lapangan memastikan bahwa lebih dari 95% Suaka Margasatwa Rawa Singkil masih dalam kondisi utuh,” kata Menteri Siti.
Menteri Nurbaya menjelaskan bahwa dengan lebih dari 95% vegetasi hutan gambut yang masih utuh di Suaka Margasatwa, maka tujuan FOLU Net Sink pasti akan tercapai dengan baik.
FOLU Net Sink 2030 adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai melalui aksi mitigasi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan lahan dengan kondisi dimana tingkat serapan sudah lebih tinggi dari tingkat emisi pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT
“Status FOLU Net Sink di Kawadsan Ekosistem Leuser tetap stabil dan sangat positif, didukung oleh citra satelit resolusi tinggi dan bukti-bukti di lapangan," ujar dia.
“Kami yakin Indonesia akan tetap berada pada jalur yang tepat untuk mencapai tujuan FOLU Net Sink 2030. Kita akan terus menjadi negara adidaya dalam memerangi krisis iklim berkat hutan alam dan sumber daya karbon biru yang luas,” lanjut Siti.
“Pencapaian FOLU Net Sink sebelum target tahun 2030 di Kawasan Ekosistem Leuser menambah kepercayaan diri kami untuk terus melindungi badak, orangutan, harimau, dan gajah Sumatera yang merupakan rumah mereka di Ekosistem Leuser,” ujar Menteri.
Menteri Nurbaya menutupnya dengan nada optimisme yang kuat, dengan menyatakan “Indonesia tidak akan pernah goyah dari status negara adidayanya dalam menghadapi krisis iklim."
ADVERTISEMENT