Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Menko PMK Muhadjir Effendy mengantar Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yunahar Ilyas ke peristirahatan terakhir di Pemakaman Karangkajen, Kota Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Seusai pemakaman, Muhadjir menuturkan ia sangat dekat dengan Wakil Ketua Umum MUI Pusat itu. Ia menceritakan salah satu kenangannya dengan Yunahar yang begitu membekas.
“Saya termasuk relatif dekat dengan beliau, karena tadi itu, banyak konsultasi, banyak bertanya, bahkan kaitan dengan bahasa, terutama Bahasa Arab. Karena saya memang enggak terlalu bagus bahasa Arab saya. Banyak beberapa istilah yang saya ragu biasanya beliau yang memberikan second opinion,” kata Muhadjir kepada wartawan, Jumat (3/1).
Muhadjir yang juga Ketua PP Muhammadiyah Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan serta Kebudayaan sering berkomunikasi dengan Yunahar terkait kebijakan perguruan tinggi.
Salah satu alasannya berkonsultasi karena Yunahar Ilyas adalah Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang cukup memahami bidang pendidikan.
ADVERTISEMENT
“Banyak berdiskusi dengan beliau terkait perguruan tinggi, termasuk pengembangan UAD. Terutama akhir ini UAD dapat bantuan perpustakaan Muhammadiyah,” katanya.
Sebelum wafat, ia juga beberapa kali sempat menjenguk Yunahar saat terbaring sakit di RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta maupun RSUP Dr Sardjito. Namun, di saat-saat terakhir, ia tidak bisa bertemu dengan sahabatnya.
“Terkahir saya juga menjenguk beliau di rumah sakit. Sayang, saya tidak bisa ketemu langsung, terakhir karena sudah tidak bisa ditemui. Tapi dua tiga kali sebelum itu saya sempat bertemu bicara banyak,” ungkap dia.
ADVERTISEMENT