Meraih Berkah dari Jualan Ketupat dan Arang Saat Idul Adha

16 Juni 2024 12:19 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjual kulit ketupat di Pasar Jelambar Polri, Jakarta Barat, Minggu (16/6/2024). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penjual kulit ketupat di Pasar Jelambar Polri, Jakarta Barat, Minggu (16/6/2024). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Hari Raya Idul Adha jadi berkah bagi semua orang. Tak hanya bagi penerima daging kurban, tapi juga penjual arang hingga kulit ketupat.
ADVERTISEMENT
Sebagian warga masih merayakan Idul Adha dengan memasak ketupat di rumah meski tak sebanyak saat Idul Fitri. Sementara, arang biasanya juga diburu para pembeli.
Daging kurban biasa dibagikan kepada warga. Mereka yang mendapatkan daging kurban salah satunya mengolahnya menjadi sate. Karena itu, arang masih dicari untuk bakar sate daging kambing atau sapi kurban bersama dengan keluarga atau kerabat di rumah.
Salah seorang penjual kulit ketupat, Inem (50), mengaku bersyukur masih mendapat keuntungan yang lumayan dari penjualan kulit ketupat. Meskipun, penjualan kulit ketupat saat ini merosot drastis apabila dibandingkan dengan penjualan kulit ketupat ketika Hari Raya Idul Fitri.
"Ini merosot, jualannya merosot. Daya belinya kurang sekarang. Tapi syukur masih ada yang beli," kata dia saat ditemui di Pasar Jelambar Polri, Jalan Kavling Polri, Jakarta Barat, pada Minggu (16/6).
Penjual kulit ketupat di Pasar Jelambar Polri, Jakarta Barat, Minggu (16/6/2024). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Saat perayaan Hari Raya Idul Fitri, Inem mengatakan 5 ribu kulit ketupat bisa habis diserbu pembeli. Sementara, penjualan kulit ketupat pada perayaan Hari Raya Idul Adha sekarang tak menyentuh angka 1.500 buah.
ADVERTISEMENT
"Kalau lebaran kita biasanya hampir 5 ribu sampai, 5 ribu biji. Ini 1.500 aja gak habis," ucap dia.
Inem menuturkan dirinya menjual ketupat isi dan kulit ketupat. Ketupat isi dijualnya dengan harga Rp 5 ribu per buah, sedangkan kulit ketupat dijual seharga Rp 500 per buah. Barang dagangan yang dijajakannya di Pasar Jelambar didapat dari Pasar Kopro.
"Mudah-mudahan aja cepat pulih lagi daya belinya. Ya gimana ya, karyawannya (di perusahaan) pada dikurangin, jadi makan juga pikir-pikir dulu," kata dia.
Penjual arang batok di Pasar Jelambar Polri, Jakarta Barat, Minggu (16/6/2024). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Hal senada dikatakan oleh penjual arang batok kelapa, Devi (28). Dia pun mengaku bersyukur mendapatkan keuntungan dari hasil berjualan arang saat momen Hari Raya Idul Adha dan tahun baru.
"Ini kan setahun sekali lebaran haji, Alhamdulillah ini rezekinya dari situ," kata dia.
ADVERTISEMENT
Devi menyebut dirinya menjual satu kresek berisi arang dengan harga Rp 15 ribu. Untuk tiap satu kresek yang terjual, dia mengaku mendapat untung hingga Rp 2 ribu. Dia memastikan arang yang dijualnya berkualitas karena berbahan dasar batok kelapa. Proses pengolahannya pun memakan waktu yang lama.
"Kita dari awal, mengolah batok (kelapa) yang basah dijemur dulu terus dipilih serabutnya terus kita malam bakar, jadi bagus hasilnya," ujar dia.
"Apinya lama, lebih wangi juga ke sate dan ke ayam. Penjual sate kan ngambilnya dari batok kelapa," lanjut dia.
Penjual arang batok di Pasar Jelambar Polri, Jakarta Barat, Minggu (16/6/2024). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Devi tak mematok target khusus dari penjualan arang di momen Hari Raya Idul Adha. Dia bahkan menyiapkan diskon bagi siapa saja yang membeli arang di lapaknya. Dia mengharapkan semua orang dapat merasa bahagia merayakan Hari Raya Idul Adha.
ADVERTISEMENT
"Kita mah enggak ambil untung banyak, biar yang lain bisa ngerasain bakar-bakaran. Berkah satu, berkah semua," kata dia.