Meutya Hafid: Pergantian Ketum Hampir Tanpa Dinamika, Sedikit Mungkin Ada

31 Desember 2024 12:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid saat memberikan Keynote Speech pada AI for Indonesia by kumparan di Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (4/12/2024). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid saat memberikan Keynote Speech pada AI for Indonesia by kumparan di Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (4/12/2024). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Meutya Hafid, menyinggung soal prosesi pergantian Ketua Umum Partai Golkar dari masa ke masa yang menurutnya selalu hampir tanpa dinamika.
ADVERTISEMENT
Momen ini terjadi saat Meutya membuka diskusi refleksi akhir tahun 2024 dan outlook 2025 di DPP Partai Golkar, Selasa (31/12).
“Di Partai Golkar, kami juga mencatat pergantian kepemimpinan yang juga berjalan smooth, lancar, damai, hampir tanpa dinamika, sedikit mungkin ada, tapi itulah Partai Golkar,” kata Meutya saat membuka diskusi.
Termasuk saat prosesi pergantian ketua umum dari era kepemimpinan Airlangga Hartarto menuju era kepemimpinan Bahlil Lahadalia saat ini.
Menurut Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) itu, Bahlil sudah digariskan Tuhan untuk memimpin Golkar periode 2024-2029.
“Di tahun ini terpilih Ketua Umum Partai Golkar, namanya Bapak Bahlil Lahadalia yang melangkah dari timur, anak muda, tapi sudah matang, yang digariskan Tuhan menjadi Ketua Umum kami untuk tahun ini dan sampai berikutnya,” kata Meutya.
ADVERTISEMENT
Bahlil Lahadalia ditetapkan sebagai Ketum Golkar setelah terpilih secara aklamasi dalam Munas XI Partai Golkar, Rabu (21/8).
Munas Golkar tahun ini memang dimajukan, biasanya Munas Golkar digelar setiap bulan Desember 5 tahun sekali. Salah satu pemicu munas ini dimajukan adalah karena mundurnya Airlangga dari kursi ketum Golkar, Minggu (11/8) siang.