Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Militer Nigeria Dituding Bantai Anak-anak dan Bayi Keturunan Boko Haram
13 Desember 2022 11:19 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Investigasi Reuters menemukan militer Nigeria melakukan pembunuhan kepada anak-anak keturunan Boko Haram, selama perang 13 tahun melawan kelompok ekstremis tersebut.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kesaksian lebih dari 40 orang, militer menggunakan metode mulai dari menembak, meracuni, hingga membuat anak lemas untuk membunuh mereka. Hasil wawancara itu juga mengungkap fakta bawa pembantaian dilakukan secara sistematis.
Menurut salah seorang saksi mata bernama Kaka, ia melihat ketika segerombolan militer berbaris di atas 10 orang, yang sedang tertelungkup di tanah.
Kejadian yang dilihat Kaka berlangsung pada Juli 2020. Saat itu, ia sedang mengumpulkan kayu bakar di Kukawa. Tidak hanya anak-anak, beberapa orang dewasa lainnya juga terlihat turut tertelungkup di tanah.
Hanya berselang beberapa menit, pasukan militer tersebut menembak anak-anak dan orang dewasa tersebut sebelum akhirnya menguburkan mereka. Kejadian disaksikan oleh Kaka hanya menjadi salah satu pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Nigeria dalam operasi militernya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, pembantaian tersebut dilakukan atas stigmatisasi yang disematkan kepada anak-anak keturunan Boko Haram. Menurut perkiraan, jumlah anak-anak yang dibunuh dapat mencapai ribuan anak.
“Saya tidak melihat mereka sebagai anak-anak, saya melihat mereka sebagai Boko Haram. Jika saya menyentuh mereka, saya tidak akan menembak mereka, saya akan menggorok leher mereka.” kata salah seorang pasukan militer yang enggan disebutkan namanya.
“Tentara mengatakan mereka membunuh anak-anak itu karena mereka adalah anak-anak Boko Haram, mereka bukan manusia. Mereka mengancam saya bahwa jika saya tidak hati-hati dan tidak diam, mereka akan membunuh saya juga,” kata mantan tawanan Boko Haram yang dibebaskan Yagana Bukar.
Lebih lanjut, Bukar menyatakan bahwa pasukan militer tidak hanya menyasar anak-anak, namun juga bayi.
ADVERTISEMENT
Ia menceritakan terdapat satu keluarga dengan bayi berusia 4 bulan dibunuh militer Nigeria. Tentara tersebut membekap anak itu hingga kehabisan nafas dan kemudian ditembak.
Tidak ada data yang bisa menunjukkan berapa jumlah anak atau bayi keturunan Boko Haram yang dibantai militer Nigeria. Namun, jumlahnya diduga kuat mencapai ratusan atau ribuan.
Boko Haram sendiri adalah kelompok teroris yang memberontak terhadap pemerintah Nigeria. Tujuan utama mereka adalah menggulingkan pemerintahan dan menegakkan syariah ketat.
Militer Nigeria Membantah
Investigasi Reuters dibantah Militer Nigeria. Mereka menegaskan tidak membantai anak-anak dalam operasi pembasmian kelompok ekstrem, termasuk Boko Haram.
Kepala operasi kontra-pemberontakan di timur laut Mayor Jenderal Christoper Musa menilai temuan Reuters sebagai penghinaan terhadap warga negara Nigeria terhadap perjuangan melawan kelompok pemberontak bersenjata.
ADVERTISEMENT
“Itu tidak pernah terjadi, tidak terjadi, tidak akan terjadi. Itu bukan karakter kami. Kami sangat profesional. Kami adalah manusia, dan ini adalah orang Nigeria yang telah Anda bicarakan.” kata Musa.
Tidak hanya Musa, Mayor Jenderal Jimmy Akpor juga menyebut temuan Reuters tuduhan tidak mendasar. Ia berdalih militer Nigeria dilatih dan dibesarkan untuk melindungi kehidupan, khususnya bagi anak-anak, perempuan, dan orang tua.
Bantahan juga datang dari Satuan Tugas Gabungan Sipil (CJTF) yang bertugas untuk membasmi kelompok ekstremisme Boko Haram. Juru bicara CJTF Bello Danbatta menegaskan bahwa mereka tidak menargetkan warga sipil.
Namun, Reuters menemukan bahwa kebanyakan perintah untuk membunuh anak-anak justru datang dari petinggi militer.
Temuan Reuters bukan satu-satunya bukti terjadinya pembunuhan terhadap anak-anak. Sebelumnya, Amnesty International menyebut pasukan militer Nigeria membunuh lebih dari 1.200 pria dan anak laki-laki dalam konflik di timur laut.
ADVERTISEMENT
Penyelidikan atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhenti karena minimnya barang bukti. Selain melanggar hukum internasional, pembunuhan terhadap anak-anak ini juga melanggar kode etik militer Nigeria 1967.
Penulis: Thalitha Yuristiana.