Mimpi Buruk Banjir Malaysia, Anak Kehilangan Ayah yang Hanyut Terseret Arus

3 Desember 2024 11:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pada tanggal 29 Desember 2014, seorang penduduk desa di Thailand mendayung perahu di tengah banjir di dekat perbatasan Thailand-Malaysia di Narathiwat. Foto: MADAREE TOHLALA/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pada tanggal 29 Desember 2014, seorang penduduk desa di Thailand mendayung perahu di tengah banjir di dekat perbatasan Thailand-Malaysia di Narathiwat. Foto: MADAREE TOHLALA/AFP
ADVERTISEMENT
Senja di Sungai Kampung Paya Parit Lateh Kedah, Malaysia, berubah menjadi mimpi buruk bagi seorang remaja bernama Muhammad Khairul Ikhwan Ismail (20 tahun).
ADVERTISEMENT
Ia hanya bisa menyaksikan tanpa daya saat sang ayah, Ismail Hashim (49 tahun), terbawa arus deras ketika memasang jaring ikan, Minggu (3/12).
“Kejadiannya begitu cepat. Ayah sempat muncul ke permukaan beberapa kali sebelum akhirnya hilang,” ujar Khairul, seperti diberitakan MalayMail.
Tragedi itu terjadi sekitar pukul 19.15 waktu setempat, hanya beberapa ratus meter dari rumah mereka.
Hari itu, Ismail yang sehari-hari mencari nafkah sebagai nelayan memutuskan untuk menyeberangi sungai dengan tali yang diikatkan di pinggangnya.
Namun, arus deras membuat tali terlepas, dan ia tak mampu melawan derasnya air.
Khairul, bersama ibu dan dua adiknya yang turut menyaksikan dari tepian sungai, hanya bisa berteriak panik. Mereka tak bisa berenang.
“Saya mencoba menarik tali, tetapi sudah terlepas. Saya tidak tahu harus berbuat apa,” tambahnya sambil menahan tangis.
Banjir di Malaysia, Jumat (29/11/2024). Foto: Facebook/ @nadma.gov.my
Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) segera dilakukan oleh Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kedah.
ADVERTISEMENT
Dengan melibatkan 30 personel, operasi ini mencakup radius hingga dua kilometer dari lokasi terakhir Ismail terlihat.
“Kami juga mengerahkan tim penyelamat air (Water Rescue Team), anjing pelacak dari Unit K9, dan dukungan dari akademi penyelamatan wilayah utara,” ungkap Kepala Zona 1 Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kedah, Ahmad Aminuddin Abd Rahim.
Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda keberadaan korban.
“Kami terus berupaya sekuat tenaga,” kata Ahmad.
Penduduk setempat menggunakan perahu untuk menyeberangi jalanan yang tergenang banjir di Pasir Mas, negara bagian Kelantan, Malaysia, pada tanggal 21 Desember 2022. Foto: STR/AFP
Di tengah duka keluarga Ismail, ada pula kisah lain yang menggambarkan pengorbanan seorang ayah di Kelantan.
Video yang diunggah pengguna TikTok @misshaa1 memperlihatkan seorang pria berjalan menembus banjir setinggi dada untuk membeli popok dan susu bagi bayinya.
“Persediaan kami habis, tidak ada pilihan lain. Semua toko tutup, dan kami tidak mendapat bantuan,” tulis pengunggah video tersebut dalam Bahasa Melayu, seperti dikutip dari The Straits Times.
ADVERTISEMENT
Aksi heroik sang ayah memicu pujian warganet.
“Ayah yang luar biasa. Tapi, hati-hati ya, ini berbahaya,” komentar salah satu pengguna.
Ada pula yang menyarankan agar selalu menyiapkan stok kebutuhan bayi.
Dalam unggahan lanjutan, keluarga tersebut mengabarkan bahwa sang ayah berhasil kembali dengan selamat.
“Anak kami sekarang punya susu. Terima kasih atas doa kalian,” tulis @misshaa1.

Kisah dari Pasir Puteh

Tiga warga melintasi banjir di Negara Bagian Kelantan, Malaysia, Sabtu (30/11/2024). Foto: Mohd RASFAN/AFP
Di kota Pasir Puteh, Kelantan, seorang petugas kebersihan sekolah bernama Zamrah Majid (59 tahun), harus berjuang menghadapi banjir yang telah merendam rumahnya sejak Rabu lalu.
“Air sudah mencapai teras rumah saya, tinggal dua inci lagi masuk ke dalam,” ujarnya.
Meski banjir mengisolasi daerahnya, Zamrah tetap berusaha tegar.
“Saya sempat memindahkan mobil ke tempat yang lebih tinggi sebelum air naik. Sekarang, cucu-cucu saya bermain air di depan rumah, tetapi saya selalu khawatir jika air naik lebih tinggi,” kisahnya.
ADVERTISEMENT
Ia pun mengaku belum menerima bantuan apa pun, baik itu kesejahteraan atau bantuan lainnya.
Sebuah keluarga duduk di pergola yang dikelilingi oleh air banjir di Pasir Mas di negara bagian Kelantan, Malaysia utara pada tanggal 21 Desember 2022. Foto: STR/AFP
Sementara itu, Muhammad Zulkarnain (27 tahun), warga Pasir Puteh lainnya, menghadapi situasi yang lebih sulit.
“Tidak ada jalan keluar atau masuk ke lingkungan kami. Kami benar-benar terisolasi,” ujarnya.
Meski terputus dari akses luar, Zulkarnain bersyukur ada bantuan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM).
“Mereka membawa makanan seperti biskuit, mi instan, dan telur. Itu sangat membantu kami bertahan,” tambahnya.
Seorang warga melintasi banjir di Negara Bagian Kelantan, Malaysia, Sabtu (30/11/2024). Foto: Mohd RASFAN/AFP
Hujan deras akibat musim monsun timur laut memaksa lebih dari 122 ribu orang di Malaysia mengungsi. Hingga Rabu (3/12), tujuh orang dinyatakan tewas.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Nasional Malaysia (NADMA), negara bagian Kelantan menjadi yang terdampak paling parah, menyumbang 63 persen dari total pengungsi.
ADVERTISEMENT
Deputi Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi mengatakan ribuan personel darurat telah dikerahkan ke wilayah rawan banjir.
“Kami terus mengupayakan bantuan terbaik untuk para korban,” ujarnya.