Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Warga Gang Samid Sian, Kelurahan Pondok Aren, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, digegerkan dengan penemuan jasad dalam toren di salah satu kontrakan. Penemuan jasad ini berawal saat saksi mencium bau tak sedap dari air dalam kamar mandinya, Senin (27/5).
ADVERTISEMENT
"Saksi ini curiga, air di kamar mandi rumahnya keruh dan berbusa serta menimbulkan aroma tak sedap," kata Kapolsek Pondok Aren, Kompol Bambang Askar Sodiq, dalam keterangannya, Selasa (28/5).
Saksi lalu berinisiatif mengecek toren rumahnya. Saat dibuka ia menemukan ada benda asing, yang awalnya ia kira sebagai bantal, dalam torennya. Setelah dicek, rupanya itu adalah mayat seorang pria.
Dikenali karena Tato
Saat ditemukan, jasad laki-laki itu sudah dalam keadaan busuk dan mengembang. Ia akhirnya berhasil dikenali berkat tato inisial nama, "Devoy", yang ada di bagian leher dan tato di punggungnya.
Terungkap rupanya jasad tersebut adalah warga setempat bernama Devi Karmawan (27). Devi yang dikenal ramah dan mudah bergaul itu terakhir kali terlihat beraktivitas pada Sabtu (24/5) lalu.
ADVERTISEMENT
"Saya lihat terakhir si Devoy itu pas hari Sabtu. Dia lagi main, terus barusan saya ngelayat dari rumahnya, ibunya bilang dia pamit mau ke Curug, Bogor, minta uang buat jajan, tapi enggak pulang, tahu-tahu ditemukan meninggal dunia di dalam toren," ujar salah satu tetangga.
Tunggu Hasil Autopsi soal Penyebab Kematian
Hingga saat ini masih belum diketahui apa penyebab kematian Devi. Jenazah Devi saat ini sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi.
Polisi masih menunggu hasilnya untuk mengetahui penyebab dan waktu kematiannya.
Namun Ibu Devi, Darmiyati (55), mengaku curiga dengan kematian anaknya. Saat dievakuasi, kakak Devi sempat melihat ada luka memar di leher Devi.
"Pas (Devi) dievakuasi, kakaknya melihat luka memar di leher, dari sana saya dan keluarga merasa itu hal yang janggal," ujar Darmiyati, Selasa (28/5).
ADVERTISEMENT
Atas kondisi itulah, yang membuat keluarga pun sepakat untuk membawa jasad Devi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk proses autopsi. Setelah proses autopsi selesai, baru jenazah Devi akan dimakamkan di TPU Pondok Jaya, Pondok Aren, Tangsel.
Devi Sempat Pamit Pergi ke Bogor
Darmiyati menceritakan momen terakhir bertemu dengan anaknya itu dengan raut wajah berduka. Ia menyebut anaknya itu sempat pamit pergi ke Curug, Bogor, untuk ngopi.
"Sabtu (25/5) pamit pergi ngopi, terus enggak pulang. Saya telepon enggak diangkat, ya sudah karena dia sering ke Curug, Bogor, jadi saya kira pergi ke sana," kata Darmiyati, Selasa (28/5).
"Tapi tiba-tiba pas Senin (27/5) ramai warga penemuan jasad. Awalnya saya enggak mau lihat, tapi pas dibilang jasadnya ada tato, ya saya sama kakaknya ke sana, ternyata itu jasad anak saya," ujar Darmiyati yang akrab dipanggil Mimi.
ADVERTISEMENT
Tato tersebut ada banyak, salah satunya di leher belakang, bertuliskan "Devoy"—panggilan akrab Devi.
Pemilik Rumah Sempat Sikat Gigi dengan Air Toren
Toren tempat mayat Devi ditemukan itu mengaliri air ke tiga rumah. Pengecekan toren dilakukan karena pemilik salah satu rumah, Trisno, heran air di rumahnya bau dan berbusa. Istri Trisno sempat meminta agar toren dikuras, namun ia tolak karena mengira cukup dibuang saja airnya dan diisi lagi.
"Setelah toren dikosongin, terus diisi lagi, airnya sudah enggak berbusa tapi masih bau cuma enggak menyengat makanya kami pakai untuk bersih-bersih seperti mandi, cuci muka, cuci piring, gosok gigi," kata Trisno.
"Pas Senin pagi (27/5) mau dipakai mandi, air berlendir. Kami sekeluarga tidak berpikir apa-apa, 'Ya sudah dipakai dulu, nanti sore saya kuras'," ujar Trisno.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pukul 17.00 WIB, Senin (27/5), Trisno pun naik ke atas toren.
"Itu toren posisinya terkunci. Pas saya buka, ada benda terlihat seperti bantal, pas dicek ulang ternyata itu jasad manusia. Saya lapor ke Pak RT dan polisi," ujar Trisno.
Menurut Trisno, orang-orang di tiga rumah yang memakai air dari toren tersebut tidak mengalami gejala apa pun.
"Alhamdulillah enggak gatal-gatal, enggak ada gangguan pencernaan, karena itu air bukan untuk dikonsumsi," kata Trisno.
Setelah kejadian ini, semua piring dan pakaian yang dicuci pakai air tersebut dicuci ulang.