Misteri Terbunuhnya Imam Masjid Palestina di Malaysia

23 April 2018 7:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tragedi Fadi Mohammad al-Batsh. (Foto: AFP/Mahmud Hams)
zoom-in-whitePerbesar
Tragedi Fadi Mohammad al-Batsh. (Foto: AFP/Mahmud Hams)
ADVERTISEMENT
Imam Masjid asal Palestina Fadi Mohammad al-Batsh (35) tewas ditembak oleh dua orang pembunuh saat hendak menuju ke masjid untuk menunaikan ibadah salat Subuh. Kejadian itu terjadi di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (21/4).
ADVERTISEMENT
Dari hasil rekaman CCTV, memperlihatkan kedua pelaku mengendarai sepeda motor BMW 1100 cc dan sempat menunggu sekitar 20 menit di lokasi kejadian sebelum akhirnya menembak korban hingga tewas. Pihak Kepolisian Malaysia menyebut, korban diduga saudara dari pemimpin kelompok ekstrem di Gaza.
Menurut Duta Besar Palestina untuk Malaysia, Anwar Al Agha, menjelaskan Fadi merupakan seorang imam di sebuah Masjid di Kuala Lumpur, Malaysia. Fadi sendiri telah tinggal di Negeri Jiran selama sepuluh tahun.
"(Sebelum tewas) pada Sabtu ini Fadi direncanakan untuk pergi ke Turki menghadiri sebuah konferensi," sebut Agha, seperti dikutip dari Sky News, Sabtu (21/4).
Namun, Agha enggan membenarkan terkait rumor yang menyebutkan bahwa korban merupakan saudara dari pemimpin gerakan ekstrem.
ADVERTISEMENT
Menanggapi tewasnya Fadi, Pemerintah Malaysia melalui Menteri Dalam Negeri, Ahmad Zahud Hamidi menuturkan korban adalah seorang insinyur kelistrikan yang mampu membuat senjata.
"Ahli dalam membuat roket," kata Ahmad dilansir AFP dari Bernama, Minggu (22/4).
Tragedi Fadi Mohammad al-Batsh. (Foto: AFP/Mahmud Hams)
zoom-in-whitePerbesar
Tragedi Fadi Mohammad al-Batsh. (Foto: AFP/Mahmud Hams)
Hingga saat ini kepolisian Malaysia masih terus melakukan penyidikan untuk membongkar motif di balik pembunuhan ini. Pemerintah Malaysia juga belum bisa menentukan siapa otak di balik pembunuhan Fadi. Yang jelas hingga kini polisi masih mengumpulkan bukti-bukti, keterangan saksi, dan sketsa wajah tersangka.
"(Pelaku) menembak 10 kali, empat di antaranya mengenai tubuh dan kepala dosen tersebut. Dia meninggal di tempat," kata Kepala Kepolisian Kuala Lumpur Datuk Seri Mazlan Lazim.
Berdasarkan rekaman kamera CCTV, menurut Mazlam, korban memang sudah menjadi incaran oleh pelaku. "Kami yakin dosen itu memang jadi target, karena orang lain yang melintas sebelumnya dibiarkan saja."
ADVERTISEMENT
Tudingan adanya peran Israel di balik pembunuhan Fadi pun mencuat. Pihak keluarga Fadi yakin anggota keluarganya itu dihabisi oleh Mossad--Dinas Intelijen Israel.
"Kami menuding Mossad ada di belakang pembunuhan ini. Mereka tahu suatu saat Palestina akan dibebaskan oleh ilmuwan," kata Paman Fadi, Jamal al-Bats.
Senada dengan pihak keluarga, Ahmad Hamidi--Menteri Dalam Negeri Malaysia--juga menduga Mossad menjadi dalang di balik penembakan Fadi. Hal itu karena Fadi merupakan seorang ilmuwan Palestina yang disebut simpatisan Hamas--kelompok perlawanan kependudukan Israel.
"(Pelaku) cenderung negara yang merupakan musuh dari Palestina," kata Ahmad.
Tragedi Fadi Mohammad al-Batsh. (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Tragedi Fadi Mohammad al-Batsh. (Foto: AFP)
Secara terpisah, Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid menilai tersangka dalang pembunuhan Fadi diyakini merupakan orang Eropa yang memiliki hubungan dengan agen intelijen asing.
ADVERTISEMENT
"Dia mungkin saja (dibunuh karena) dianggap ancaman oleh musuh Palestina," ujar Ahmad Zahid.
Tudingan adanya peran Israel dalam pembunuhan Fadi turut dilontarkan oleh Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Ismail menuturkan, Mossad sudah terlibat pembunuhan kepada beberapa ilmuwan Palestina.
"(Pembunuhan Fadi) mengikuti pola itu," kata Ismail.
Tampak bendera Israel di atas sebuah bukit. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Tampak bendera Israel di atas sebuah bukit. (Foto: Pixabay)
Menanggapi tudingan tersebut, Menteri Pertahanan Israel Avigador Lieberman membantah adanya keterlibatan Mossad atas tewasnya Fadi. Menurutnya, Fadi tewas karena adanya perselisihan di internal Palestina itu sendiri.
"Kami mendengar berita itu. Organisasi teroris menyalahkan Israel atas setiap pembunuhan," kata Lieberman kepada Radio Israel.
"Pria itu bukan orang suci dan yang tidak berurusan dengan peningkatan insfrastruktur di Gaza--dia terlibat dalam meningkatkan akurasi roket," lanjutnya.
Atas permintaan pihak keluarga, rencananya jenazah Fadi akan dibawa pulang ke Palestina setelah proses autopsi selesai dilakukan. Proses kepulangan jenazah Fadi akan diurus oleh Duta Besar Palestina untuk Malaysia, Datuk Dr Anwar Al Agha.
ADVERTISEMENT
"(Kepulangan jenazah) masih memerlukan beberapa waktu," papar Anwar.
Untuk kelancaran pemulangan jenazah, Anwar juga sudah menghubungi beberapa pihak untuk rencana pemulangan jenazah yang akan diantarkan melalui Mesir--untuk selanjutnya dibawa ke Gaza.
"Kami menerima petunjuk yang jelas dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mengurus segala perlengkapan terkait kepulangan Fadi dan keluarganya ke Gaza," imbuhnya.
"Kami perlu berbicara dengan Pemerintah Mesir karena kami akan membawa jenazah dari Kaherah untuk ke Gaza. Ini bukan perkara mudah karena kami perlu menghormati undang-undang negara terkait," tutupnya.