Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo baru saja kembali dari Arab Saudi. Selain menjalankan ibadah umrah, juga bertemu dengan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammad bin Salman. Dari pertemuan itu dibahas kesepakatan dari kedua negara. Salah satunya penambahan kuota jemaah haji.
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, yang pada saat itu ikut mendampingi Jokowi dan Ibu Negara Iriana, menceritakan sejumlah kesepakatan yang terlah disetujui oleh pemerintah Arab Saudi.
Meoldoko mengkatakan pemerintah Arab Saudi memproyeksikan jemaah haji yang datang sebanyak 30 juta pada tahun 2030.
"Dan Putra Mahkota juga menyampaikan kepada Pak Jokowi bahwa tahun 2020 proyeksi kami akan datangnya 20 juta haji. 2030 akan datangkan 30 juta haji'. Itu yang disampaikan langsung. Pak Jokowi masuk, 'Putra Mahkota, tolong kami Indonesia dijadikan prioritas'," jelas Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/4).
Moeldoko menilai Putra Mahkota merespons dengan positif.
Dalam pertemuan itu, Indonesia mendapat tambahan kuota sebanyak 10 ribu jemaah haji, dari 221 ribu menjadi 231 ribu.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau saya melihat itu bentuk apresiasi yang diberikan oleh Raja," jelas Moeldoko.
Sementara dalam kesempatan yang berbeda, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyambut baik tambahan kuota haji dari pemerintah Arab Saudi ini. Tambahan kuota itu bisa memperpendek waktu tunggu naik haji.
"Sebenarnya kan daftar tunggu itu kan bisa 15-20 tahun. Jadi kalau ada tambahan 10 ribu, itu kan artinya tambahannya 5 persen dari pada kuota yang ada. Itu yang di daftar tunggu tinggal dimasukkan. Tidak banyak masalah," tutup JK.