Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Momen Butet Bacakan Karya Joko Pinurbo dan 2 Puisi Pelesetan untuk 'Joko'
28 April 2024 18:41 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Bertepatan dengan Hari Puisi Nasional yang jatuh pada 28 April, Butet Kartaredjasa membawakan sebuah monolog dan membacakan puisi karya Joko Pinurbo dalam acara Pagelaran Seni Ikatan Alumni Universitas Islam Indonesia.
ADVERTISEMENT
Acara yang diselenggarakan di Teater Ciputra Artpreneur itu juga dihadiri Mahfud MD dan Ketua MA, Syarifuddin.
Di awal, Butet menyampaikan kesedihan atas kepergian sahabatnya, Joko Pinurbo, pada Sabtu (27/4). Dalam acara halalbihalal alumni UII itu, Butet membacakan dua puisi karya Jokpin dan dua tambahan puisi pelesetannya.
“Joko itu ada Joko yang baik, dan 'Joko yang agak gimana gitu'. Jangan ditambah-tambahi dengan unsur-unsur huruf yang lain. Begitu Joko ditambahi dua huruf yang lain pun, salah-salah bisa nambah kerjaan para polisi. Tapi lawyer-lawyer tetap dapat kerjaan karena itu,” tutur Butet.
Ia sedikit bercerita, sebelumnya para alumni hukum UII yang mendukung paslon 01 dan 03 nyaris bersekutu untuk menyelamatkannya dari laporan polisi lantaran penggunaan nama “Joko” dalam penampilannya Desember 2023.
Butet mengapresiasi karya Jokpin yang selalu berhasil menemukan kata-kata unik penuh kedalaman makna.
ADVERTISEMENT
“Itu hebatnya Jokpin, bahkan melihat peristiwa religius yang sangat sakral bisa menjadi sangat jenaka,” tambahnya.
“Kalau versi 'Joko lain yang agak gimana gitu', itu kan sesukanya memanfaatkan. Joko yang lain itu namanya 'Joko brutal',” sindirnya.
Kemudian ia pun membacakan puisi “Celana Ibu” karya Joko Pinurbo.
Celana Ibu
Maria sangat sedih menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah
Ketika tiga hari kemudian Yesus bangkit
dari mati,
pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu,
membawakan celana
yang dijahitnya sendiri
dan meminta
Yesus untuk mencobanya
“Pas kah?” tanya Maria
“Pas sekali, Bu,” jawab Yesus gembira mengenakan celana buatan ibunya
Yesus naik ke surga
ADVERTISEMENT
“Puisi hebat seperti ini tentu akan beda nasibnya jika sampai diketahui oleh Joko yang lain,” katanya.
Butet menyebut, “Joko yang lain yang agak gimana gitu” dikenal sangat terampil mengakali aturan demi kepentingan dan ambisi-ambisi yang menguntungkan dirinya sendiri.
Lalu, ia melanjutkan penampilan dengan membacakan puisi pelesetannya yang berjudul “Takhta Samsul”.
Takhta Samsul
Ibu Suri sangat sedih menyaksikan anaknya jualan martabak
Sulungnya raja kok tabungannya tipis tak punya masa depan dan tak ada kursi untuk bertakhta
Ketika tiba saatnya suksesi dan musim kompetisi, Ibu Suri dan suaminya menyiapkan segalanya
Pagi-pagi sekali, Ibu Suri datang membawa kursi karya suaminya yang hobinya main kayu
Lalu, dia meminta anaknya, Samsul namanya, untuk mencoba duduk di atasnya
ADVERTISEMENT
“Bagaimana nak?” tanya Ibu Suri dan suaminya serempak
“Nyaman, ibu dan bapak,” jawab Samsul
Duduk di kursi buatan ayahnya, Samsul terbang ke angkasa sambil bersabda
“Tenang..tenang semuanya tenang.. saya sudah ada di sini”
“Saya sudah ada di sini, tak perlu jualan martabak lagi”.
Setelah itu, Butet kembali membacakan sebuah puisi pendek karya Jokpin.
Apa agamamu?
Agamaku adalah air yang membersihkan pertanyaanmu
Butet mengatakan, maksud kata-kata “membersihkan pertanyaanmu” merupakan gambaran kotornya pertanyaan tersebut.
“Tapi karena Joko yang lain itu sukanya memanfaatkan, mengakali, maka tentu saja puisi Jokpin yang baik dimanfaatkan oleh Joko brutal. Bunyinya jadi begini,” lanjut Butet.
Apa partaimu?
Partaiku adalah uang dan banker yang melindungi ayah ibuku
Sebagai penutup monolognya, Butet kembali menyampaikan sindiran.
ADVERTISEMENT
“Ada banyak puisi-puisi lain yang bisa diakali, ditunggangi dan dimanipulasi untuk menghias perjalanan takhta anaknya lima tahun ke depan. Bisa menjadi puisi baru, bahkan bisa menjadi proses prosa berupa cerita pendek, cerita panjang, dan sebangsanya,” ungkap Butet sambil membaca teks yang dibawanya.
“Nah, khusus episode Joko, saya sedang menyiapkan sebuah telenovela judulnya Joko yang tertukar. Yang satu Joko yang baik seperti Joko Pinurbo, satunya 'Joko yang agak gimana' gitu bernama Joko Anu. Tidak boleh menyebut nama lengkap, tidak boleh menyebut nama gamblang, nanti polisi tambah kerjaan,” tutupnya diiringi tepuk tangan penonton.