Momen Gus Baha Ditanya Sejarah dan Standardisasi 'Gus'

5 Desember 2024 14:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjadi pembicara di acara Ngaji Bareng yang digelar Universitas Islam Indonesia (UII), Kamis (5/12). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjadi pembicara di acara Ngaji Bareng yang digelar Universitas Islam Indonesia (UII), Kamis (5/12). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pendakwah KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjadi pembicara di acara Ngaji Bareng yang digelar Universitas Islam Indonesia (UII), Kamis (5/12). Acara ini disiarkan secara live di YouTube resmi UII.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan itu salah seorang peserta Fakir Maulana dari Solo bertanya kepada Gus Baha tentang berita yang belakangan viral.
"Hari ini lagi viral berita seorang Gus," kata Maulana disambut gelak tawa peserta.
"Mohon izin, mohon izin, yang mungkin berceramah dengan kalimat yang kurang baik. Mungkin diniatkan guyon tetapi malah melukai hati orang lain," jelasnya.
Peserta tersebut bertanya kepada Gus Baha tentang sejarah pemanggilan nama Gus.
"Pertanyaan saya sebenarnya sejarah panggilan Gus ini seperti apa, apakah hanya dimaknai Gus ini anaknya kiai terus dipanggil Gus atau bahkan mantunya kiai saja, kalau jenengan katanya Gus naturalisasi atau Gus Swasta atau apa. Atau bahkan bukan siapa-siapa terus dipanggil Gus? Sehingga misalkan kita sekarang bisa berlomba-lomba menjadi Gus bareng-bareng," katanya.
ADVERTISEMENT
Maulana melanjutkan pertanyaannya apakah ketika sudah menjadi kiai tidak bisa menjadi Gus lagi atau sudah menjadi Gus tidak bisa naik menjadi kiai.
"Dan nyuwun sewu di zaman Rasulullah apakah putra Rasulullah juga dipanggil Gus? Kan juga tidak. Maka kalau Gus ini tidak ada di zaman Rasulullah maka semua Gus ini bid'ah?" katanya.
Lanjutnya dia minta jawaban dari Gus Baha tentang sejarah dan standardisasi Gus yang orisinal.
Lalu apa jawaban Gus Baha soal ini?
"Ini yang provokatif dulu (pertanyaan yang dijawab)," kata Gus Baha.
Gus Baha mengatakan dirinya tak menggunakan media sosial tetapi mendapat laporan macam-macam tentang sekian pihak.
"Begini saya cerita ini biar sampean tahu Pak Rektor (UII) undang saya tidak salah. Memang benar-benar pemateri yang baik," katanya disambut tawa peserta.
KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha. Foto: NU
Gus Baha kemudian bercerita tentang Nabi Musa. Selanjutnya Gus Baha sembari tersenyum mengatakan kalau dirinya Gus asli.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan Rektor UI Prof Fathul Wahid tahu keluarganya karena Fathul asli Jepara.
"Memang saya termasuk Gus yang asli, itu jelas kalau itu," ujarnya.
Gus Baha kemudian menjawab pertanyaan lain yang berisi tentang tafsir. Selang beberapa waktu Gus Baha kemudian turut menyinggung soal Gus naturalisasi.
"Saya belajar tafsir sampai segitunya makanya nggak salah kalau saya diundang, nggak salah. Maksud saya yang naturalisasi tadi ya nggak usah diundang, kalau tidak memenuhi kualifikasi tafsir. Tapi jangan terus ngundang saya terus, nggak mau saya," bebernya.
Gus Baha merupakan salah satu ulama ahli tafsir yang punya pengetahuan mendalam tentang Al-Qur'an. Dia merupakan putra dari ulama pakar Al-Qur’an dan juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA, Kiai Nursalim al-Hafizh, dari Narukan, Kragan, Rembang.
ADVERTISEMENT
Gus Baha merupakan murid dari ulama kharismatik, Kiai Maimun Zubair.